Hartono: Ucapan Jaksa Agung RI Soal Moral Hukum Hanya Janji Manis

- Jurnalis

Selasa, 14 September 2021 - 05:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hartono Tanuwidjaja

Hartono Tanuwidjaja

BERITA JAKARTA – Pernyataan Jaksa Agung ST. Burhanuddin mengenai moral hukum dan hati nurani berbanding terbalik dengan kenyataan. Hal itu, dikatakan Hartono Tanuwidjaja, kuasa hukum dari pengusaha bernama, Paviter Prem Harjani (PPH).

Berbanding terbalik itu, bisa dilihat dari permohonan keberatan ke Pengadilan Tipikor Jakarta terhadap putusan tindak pidana korupsi Nomor:29/Pid/Sus/TPK2020/PN.Jkt.st tanggal 26 Oktober 2020 yang terdftar dengan perkara Nomor:13/Pid.SUS./Keb/TPK/2020/PN.Jkt.Pst atas nama terdakwa, Benny Tjokrosaputro versus Kejaksaan Agung sebagai termohon Kasasi,” kata Hartono, Senin (13/9/2021).

Dikatakan Hartono, kalau Kejaksaan Agung mensita, mengambil, merampas dan memindahkan barang-barang berupa saham milik pihak ketiga tanpa membuat atau memberikan tanda terima sesuai dengan Pasal 42 KUHAP serta tanpa membuat atau memberikan berita acara sesuai Pasal 75 KUHAP, apakah tindakan dan perbuatan di atas bersumber pada moral hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kliennya, PPH merupakan salah seorang nasabah investor yang sejak tahun 2011, aktif melakukan transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, tanpa bermasalah atau melanggar hukum,” jelasnya.

Kejaksaan Agung, lanjut Hartono, telah melakukan pemblokiran, penyitaan dan perampasan harta benda milik pihak ketiga yang tidak ada kaitan hukum dan mempunyai kaitan apapun dengan terjadinya perbuatan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang terjadi pada kurun waktu tahun 2008-2018.

Baca Juga :  Diduga Penjualan Komoditi Dikorup, Mantan Manajer Bisnis Bulog Ditahan

Secara khusus, kata Hartono, telah memblokir SID (Single Investor) atas nama PPH dengan kode SDD Nomor: 2007211804595. Secara khusus pula, telah menyita harta benda pihak ketiga milik Pemohon Kasasi sejumlah saham di rekening Sub Efek atas nama PPH berdasarkan penetapan sita Nomor: 99/Pen.Pid.Sus/TPK/VV/2020/Pn.Jkt.Pst.

Dengan sengaja merampas harta benda pihak ketiga atau kepunyaan Pemohon Kasasi yang berupa saham-saham di rekening Sub Efek atas nama PPH yang berada pada perusahaan Sekuritas PT. HN Korindo Sekuritas Indonesia dan terdaftar resmi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

“Sebagaimana termuat dalam putusan Tipikor Nomor:29/Pid/SUS/TPK/2020/PN.Jkt.PSt. tanggal 26 Oktober 2020 atas nama, Benny Tjokro Saputro. Fakta keliru tersebut diatas, sudah amat jelas dan nyata merupakan tindakan atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan Termohon Kasasi Kejaksaan Agung,” jelasnya.

Karena, sambung Hartono pada proses penyidikan kasus dugaan Tipikor penyimpangan dalam penggelolaan keuangan dan Investasi pada PT. Asuransi Jiwasraya yang disidik Kejaksaan Agung, pernah pemohon Kasasi dipanggil dan diperiksa sebagai saksi serta dimintai keterangan sekaligus dimuat ke dalam Berita Acara Pemeriksan (BAP).

Baca Juga :  Alvin Lim: Penetapan Tersangka Panji Gumilang Penuh Kecacatan

“Aneh bin ajaib, pada saat kasus Tipikor ini bergulir ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, ternyata Pemohon Kasasi tidak pernah dipanggil untuk memberikan keterangan di muka persidangan sebagai saksi oleh pihak Kejaksan Agung,” bebernya.

Tetapi keberadan harta benda pihak ketiga milik Pemohon Kasasi berupa saham saham di rekening Sub Efek pada PT. NH Korindo Sekuritas Indonesia sesuai dengan proses tahapannya telah dilakukan pemblokiran dan penyitaan yang selanjutnya dirampas Kejaksaan Agung, sehingga Termohon Kasasi praktis tidak dapat melakukan kalrifikasi.

“Kejaksan Agung yang telah keliru menuduh keberadan SID dan rekening Sub Efek atas nama Pemohon Kasasi diduga ada hubungan kaitan sebagai Nomimee atau terafiliasi Grop Investor dengan kegiatan transaksi Saham dengan tersangka Benny Tjokro Saputro di pasar modal atau bursa efek Indonesia,” pungkas Hartono. (Sofyan)

Berita Terkait

Dugaan Pembagian Perkara, MNH Kena Sanksi 1 Tahun
JPU Tuntut Pidana Selegram Adam Deni Setahun Penjara
Mangkir Dari Panggilan, Kejari Jakut Ciduk MH Kasus Korupsi Bulog
Ketua RT Setempat Sebut Wilayahnya Tidak Ada Transaksi Narkoba
LQ Indonesia Law Firm Berhasil Mendamaikan Sengketa Tanah PIK 2
Diduga Penjualan Komoditi Dikorup, Mantan Manajer Bisnis Bulog Ditahan
Alvin Lim: Penetapan Tersangka Panji Gumilang Penuh Kecacatan
BEM Banten Minta Kasus Korupsi Rp1 Triliun Situ Ranca Gede Ditangani Kejagung
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 08:16 WIB

Kinerja Jeblok, Beberapa Pejabat Esselon II Kota Bekasi Terancam Dimutasi

Selasa, 30 April 2024 - 02:35 WIB

Gelar Nobar, Pj Walikota Bekasi Apresiasi Timnas U-23 dan Warga Kota Bekasi  

Kamis, 18 April 2024 - 17:38 WIB

Tata Kelola Buruk, Proyek Pengelola Sampah “PSEL” Kota Bekasi Terancam Gagal  

Senin, 15 April 2024 - 15:31 WIB

32 Tahun, Alumni SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo Gelar Reuni Akbar

Sabtu, 30 Maret 2024 - 18:37 WIB

Balitbang Agama Semarang Beberkan Kajia Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi

Kamis, 14 Maret 2024 - 13:44 WIB

Patgulipat “Pelangan Tetap” Pemenang Tander Proyek Besar di Kota Bekasi

Sabtu, 9 Maret 2024 - 09:49 WIB

Satgas 53 Kejagung Diduga OTT Kajari Sorong Papua

Selasa, 5 Maret 2024 - 15:42 WIB

Pemkot Bekasi Terima Adipura, Warga: Gimana Persoalan Sampah Dekat Terminal Damri

Berita Terbaru

Lokasi Pengerbekan

Berita TNI

Kodim Malang dan Polres Bubarkan Arena Judi Sabung Ayam

Rabu, 8 Mei 2024 - 06:48 WIB

Kantor PN Jakarta Utara

Hukum

Dugaan Pembagian Perkara, MNH Kena Sanksi 1 Tahun

Rabu, 8 Mei 2024 - 06:41 WIB

Foto: Selebgram Adam Deni Gearaka

Hukum

JPU Tuntut Pidana Selegram Adam Deni Setahun Penjara

Selasa, 7 Mei 2024 - 18:27 WIB

Foto: Ahmad Riyadh (Kiri) dan Achsanul Qosasih (Kanan)

Berita Utama

Dua Pegiat Sepakbola Diduga Tersangkut Kasus Korupsi

Selasa, 7 Mei 2024 - 12:18 WIB