BERITA BEKASI – Korban kekerasan seksual, PU (15), membantah keterangan tersangka AT (21) disalah satu pemberitaan media online yang mengaku akrab dengan orang tuanya dan bahkan mengaku sering menjemputnya di kos-kosan dimana tempat korban sempat disekap pelaku.
“Kalau memang itu keterangan dia ya bohong banget. Dia tidak ada akrab dengan orang tua saya,” kata PU kepada Matafakta.com, Senin (24/5/2021).
PU pun, sempat menceritakan dugaan perdagangan manusia atau human trafficking yang dilakukan AT dengan memaksa korban menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang dia maksud BO atau Boking Order pernah dengan temannya itu ya dia sendiri yang mengorderkan melalui aplikasi MiChat saya yang dia buat sendiri dan dia yang mainkan,” ungkap PU.
Sebelumnya, PU mengaku, dia tidak memahami mendaftar atau memainkan aplikasi MiChat, karena itu yang buat dan yang memainkan adalah AT sendiri, bukan dirinya.
“Tahu-tahunya saya hanya disuruh melayani. Semua AT yang atur, termasuk uangnya juga AT yang pegang. Saya kalau mau beli baju atau apa baru AT belikan dari uang itu,” jelas PU lugu.
Dia pun mengaku, AT sering belaku kasar jika kemauannya tidak dituruti, termasuk harus melayaninya selain harus melayani laki-laki hidung belang yang telah diorder pelaku,” imbuhnya.
“Saya juga baru tahu dan sadar bahwa AT, telah memanfaatkan saya untuk memenuhi hasrat dan keinginannya dengan berpura-pura memacari saya,” tandasnya.
Sementara itu, DD ayah korban menambahkan, silahkan aja tersangka AT berdalih dan mengarang-ngarang cerita, karena berusaha untuk meringankan perbuatannya terhadap anaknya PU.
“Bagi saya, dia (tersangka AT) mau cerita apa atau mau berusaha memutar balikan fakta di media atau polisi ya silahkan aja. Namanya, orang lagi berusaha membela diri,” tegasnya.
Ingat, sambung DD, jejak digital dan fakta itu susah untuk dihilangkan atau dikaburkan. Semua sudah jelas dan sudah diserahkan kepada polisi untuk mengungkap kasus tersebut. Silahkan aja dia berdalih.
“Apapun alasan pelaku AT, ingat itu korban anak prempuan saya usianya baru 15 tahun belum matang cara dia berpikir yang harusnya dia dijaga, bukan untuk dimanfaatkan. Jelas saya tidak terima,” pungkasnya. (Edo)