BERITA JAKARTA – Mencermati perkembangan kekinian tentang berbagai manuver kalangan elit politik jelang Pilpres 2024 menarik untuk disimak, manuver demi manuver dikalangan elit politik terus berlanjut untuk mencari standing positioning masing- masing.
“Tarik menarik kepentingan politik makin mengkristal, pertemuan demi pertemuan dilakukan untuk menyamakan persepsi. Inilah sejatinya pertarungan elit politik tingkat dewa,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada Matafakta.com, Selasa (23/5/2023).
Menurut Silaen, analisa tersebut, ditarik dari berbagai peristiwa dan momentum yang tampak dipanggung depan yang terkadang jauh dari kepentingan politik rakyat kecil, perkembangan politik ditingkat elite politik nasional sangat dinamis.
“Dua sosok kandidat Capres yang sedang berusaha keras untuk merebut ekor jas relawan pendukung Presiden Jokowi yakni, Capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto berebut keras akibat adanya kesamaan arsiran politik,” ujar Silaen.
Relawan pemenangan Jokowi di dua Pilpres 2014 dan 2019 masih loyal bila menilik hasil lembaga survei dan termasuk hasil musyawarah juga tergambar tidak bulat mendukung satu kandidat Capres..
“Ini menyisakan pertanyaan yang harus dijawab masing-masing Timses yakni adanya keterbelahan yang tidak sepenuhnya mendukung Ganjar Pranowo Capres besutan PDI-P itu,” tebak alumni Lemhanas Pemuda 2009 ini.
Beda halnya, Capres koalisi Nasdem dan kawan-kawan yakni Anies Baswedan di tingkat akar rumput untuk wilayah tertentu tidak sepenuhnya mendapat dukungan simpatisan Partai Nasdem dan Demokrat hanya mendukung Caleg Partai sudah dirawat oleh Anggota Legislatif sebagai basisnya.
“Namun berbeda dengan PKS cukup solid dukung Anies Baswedan. Pendukung Capres Prabowo Subianto yang kecewa berat pada Pemilu 2019 lalu lebih memilih Capres Anies Baswedan,” imbunya.
Pertanyaannya adalah jika Capres Anies Baswedan tidak lolos maju ke putaran kedua, lalu kemana lagi simpatisan garis keras pendukung Capres Prabowo Subianto di dua pertarungan politik Pilpres 2014 dan 2019 itu berlabuh? Setelah Capres Anies tidak lolos?.
“Dapat dibayangkan berapa jumlah tersebut? Tapi seandainya Prabowo tadinya tidak jadi maju maka suara simpatisan pendukung Capres Ketum Gerindra kemungkinan besar akan solid mendukung Anies Baswedan, karena faktor kedekatan identitas dan ideology,” ungkap mantan fungsionaris DPP KNPI itu.
Jadi dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa pendukung fanatis Jokowi di dua Pilpres tidak bulat mendukung Ganjar Pranowo. Rona-rona ketidak kompakan relawan pendukung Jokowi mendukung Capres Ganjar dapat disinyalir ada line yang terputus atau setidak-tidaknya tersumbat, sehingga memilih Capres Prabowo.
“Bila benar yang head to head Ganjar vs Prabowo diputaran kedua Prabowo akan mendapatkan limpahan suara dari pendukung Capres Anies Baswedan. Dan sebagian kecil memilih Ganjar. Tapi barisan pendukung Capres Anies lebih nyaman ke Prabowo,” pungkasnya. (Indra)