BERITA JAKARTA – Festival Sanggul Nusantara 2023, kegiatan yang diinisiasi Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara (PSN) diselenggarakan di Cakrawala III Sarinah Thamrin Jakarta, Sabtu (11/3/2023) kemarin.
Acara Festival Sanggul Nusantara tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunga Anak.
Acara diisi dengan peluncuran buku Pencinta Sanggul Nusantara Inspirasi Sanggul Riau Daratan, Betawi, Solo, Yogyakarta, Bali dan Flores. Buku yang baru diluncurkan menampilkan wajah-wajah remaja putri yang memang dilibatkan untuk semakin mengenal sanggul nusantara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain peluncuran buku, juga ada pemberian penghargaan Anugrah Pencinta Sanggul Nusantara bagi insan pelestari sanggul. Salah satu penerima Anugrah Pencinta Sanggul Nusantara 2003, Dr. dra. AA Ayu Ketut Agung, MM pakar tata rias dan sanggul Bali yang khusus datang dari Denpasar Bali.
Ibu Agung demikian biasa dipanggil, memberikan tutorial sanggul Tengkuluk Lelunakan dan Pusung Tagel. Tutorial sanggul juga diberikan oleh tim Puspita Martha yang membawakan sanggul Siput Ekor Kera.
Festival Sanggul Nusantara 2023 dibuka Putri Kuswisnuwardhani, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres RI).
Dalam sambutannya, Putri Kuswisnuwardhani menyambut baik dan mengapresiasi diselenggarakannya Festival Sanggul Nusantara sebagai upaya pelestarian budaya.
Ninoek W Sunaryo selaku Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara menyampaikan bahwa event Festival Sanggul Nusantara merupakan agenda kegiatan tahunan yang akan terus diadakan sebagai upaya pelestarian sanggul agar tidak hilang ditelan jaman.
Hal senada juga dikatakan salah satu Pengurus Pecinta Sanggul Nusantara (PSN), Erica Damayanti yang juga Dewan Pembina Yayasan Jiwa Seni Indonesia (YJSI) bahwa busana nasional Indonesia diciptakan tidak hanya memiliki unsur estetika saja, namun juga dapat mencerminkan budaya, terlebih lagi bagi perempuan Indonesia.
Seperti, kata Bunda Erica sapaan akrabnya bahwa busana kebaya menjadi busana nasional Indonesia, karena dianggap sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang mencerminkan kesopanan dalam berbusana. Pemakaian busana kebaya tentu saja tidak terlepas dari pemakaian sanggul.
“Sanggul digunakan bersamaan dengan kebaya sebagai tambahan penghias kepala. Sanggul merupakan jenis gaya atau atribut rambut yang sering digunakan oleh perempuan untuk menunjang penampilan,” jelasnya.
Sanggul juga, tambah Erica, dikenakan oleh nenek moyang kita sebagai sanggul tradisional. Ada banyak tatanan sanggul dari berbagai daerah. Bentuk serta ukuran yang beragam, hiasan yang dikenakan pun berbeda-beda dan memiliki arti tersendiri.
“Penggunaan sanggul oleh kaum perempuan didasarkan pada umur dan keperluan mereka. Kaum perempuan yang memakai sanggul menandakan bahwa ia memasuki masa kedewasaan. Pemakaian sanggul juga disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing,” tandas Erica. (Indra)
