BERITA JAKARTA – Mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) melakukan aksi orasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (22/4/2022) siang tadi.
Aksi mahasiswa, menuntut KPK untuk mengawasi dan menindak lanjuti masalah korupsi atau gratifikasi peralihan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang terjadi di Kabupaten Tanah Tumbu, Kalimantan Selatan pada 2011 lalu.
Meski sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat yang telah berjaga sejak pagi di depan Gedung KPK namun aksi masih tetap berlangsung.
Kepada awak media, Koordinator Aksi, Martin Timoti mengungkapkan, agar tuntutan mahasiswa kepada KPK yang menyeret mantan Bupati Mardani H. Maming untuk segera ditindak lanjuti.
Kami meminta, tegas Martin, KPK bekerja secara profesional dan transparan. Kasus sudah jelas, maka tindakan pun harus jelas.
“Ampera melihat ada hal yang tidak sehat dalam pengusutan kasus peralihan izin ini. Kalau benar, kenapa harus mangkir?,” sindir Martin merespons sikap mangkir Mardani H. Maming.
Sebelumnya, mantan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H. Maming mencuat saat mangkir dari panggilan sebagai saksi.
“Panggilan yang dilayangkan Kejaksaan Negeri Tanah Bumbu merupakan panggilan ke-tiga dan beliau juga tidak hadir. Hal ini menjadi dasar pegerakan yang dilakukan Ampera,” imbuhnya.
Martin menambahkan, hal ini tidak logis ketika eks Kepala Dinas ESDM yang kini menjadi terdakwa hanya berperan secara tunggal.
“Bagaimana mungkin wewenang Kepala Dinas lebih tinggi dari pada Bupati, tentu tidak,” kata Martin.
Aksi ini mendorong semangat bagi setiap penegak hukum untuk tidak perlu takut dalam meneggakkan keadilan. Apapun identitas dan apapun jabatannya di negara ini.
“Jika terbukti melakukan tindakan korupsi, maka sudah sewajarnya bertanggung jawab secara hukum dan transparan tampa pandang buluh,” ujarnya.
Pada saat akhir aksi orasinya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) mempertanyakan kepada peserta.
“Jika benar bapak Mardani H Maming melakukan korupsi apa yang harus dilakukan,” tegas Martin lagi yang kemudian direspons dengan sorak sorai “Tangkap!!”.
Usai melakukan aksi serta orasi di depan KPK, para mahasiswa akhirny membubarkan diri dengan tertib. (Steve)