LQ Indonesia Law Firm: SP2HP PT. MPIP Bukti Hukum Tumpul Keatas

- Jurnalis

Sabtu, 4 September 2021 - 11:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LQ Indonesia Law Firm

LQ Indonesia Law Firm

BERITA JAKARTA – Kapolri, Jenderal Listyo Sigit dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) memiliki prinsip yang sangat bagus yaitu Presisi Berkeadilan. Namun, sayangnya di Polda Metro Jaya (PMJ) praktek dan proses penanganan kasus jauh dari kata “Berkeadilan” apalagi “Transparansi”.

Salah satu korban dugaan investasi bodong Narada R yang ditangani di Subdit II Fiskal, Moneter dan Devisa (Fismondev) Unit IV Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya (PMJ) kecewa dan memberikan keterangan mengejutkan, ketika menanyakan kepada kuasa hukum dari LQ Indonesia Law Firm.

“Kami ditunjukkan bukti screen whatsapp dari penyidik Unit 4 Fismondev oleh kuasa hukum bahwa ada pergantian Kanit baru dan penyidik minta agar kuasa hukum LQ Indonesia Law Firm untuk menghadap Kanit baru dan berkordinasi,” kata R kepada Matafakta.com, Sabtu (4/9/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kuasa hukum kami bilang, sambung R, sangat aneh permintaan tersebut, karena sebelumnya kuasa hukum baru ketemu Kasubdit dan Kanit baru bertemu kuasa hukum dan sudah jelas. Sepertinya kode untuk meminta agar kasus Narada bisa dijalankan. Walau kuasa hukum sudah berkali-kali minta SP2HP dari penyidik Unit 4, namun belum juga diberikan.

Baca Juga :  Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut

“Selama ini, terlapor sama sekali belum di periksa. Infonya jika tidak beri setoran maka kasus tidak akan jalan. Jika setiap kali ganti Kanit dan Kasubdit harus setor dan kasih uang koordinasi sedangkan kasus selalu di tahap lidik, lalu untuk apa?,” sindirnya.

Sementara, H, salah satu klien perusahaan investasi yang sudah damai dan mengajukan pencabutan LP merasa sangat aneh. Sebab, sudah berdamai dan ada 3 LP, 1 di Unit I dan 2 LP di Unit IV, klien sudah diberi ganti rugi dan sudah balik nama di Notaris ke nama para klien. Kuasa hukum juga sudah di BA pencabutan, namun 3 LP tersebut masih juga dilanjutkan oleh penyidik dan Kanit.

“Infonya ada upaya pemerasan terhadap PT yang sudah memberikan ganti rugi antara oknum korban dan oknum penyidik atau atasan penyidik. Sudah ada akta Notaris, pencabutan LP dan ganti rugi, tapi polisi ngotot lanjut, ada apa? Bahkan berita terakhir perusahaan tersebut akhirnya melaporkan balik para klien yang sudah menerima ganti rugi dengan pasal penipuan dan penggelapan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Humas dan Media LQ Indonesia Law Firm, Sugi menanggapi, bahwa penyidik dan kanit seharusnya mengerti restorative justice dan bukan membabi buta dan memperkeruh situasi. Sudah ada ganti rugi, faktor kerugian sudah hilang dan sudah ada perdamaian sesuai Perkap seharusnya bisa di SP3.

Baca Juga :  Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi

“Namun nyatanya, malah di naekkan sidik dan diperkeruh oleh oknum. Padahal, Presiden dan Kapolri sedang gencar-gencarnya mengaungkan restorative justice dengan Pidana sebagai ultimum remedium atau jalan terakhir,” jelas Sugi kecewa.

Dia mengungkap, dulu waktu awal lapor, tidak ditindaklanjuti penyidik dan Kanit, setahun lebih posisi lidik, setelah tahu bahwa perusahaan bisa memberikan aset ganti rugi, melihat ada opportunity secara materi, langsung naek gigi 5 ngebut, naek sidik dan menolak cabut laporan polisi.

Ini ada apa? tambah Sugi, dengan alasan ada beberapa korban tidak setuju, lalu bagaimana dengan klien kami yang sudah setuju damai dan sekarang malah di proses pidana dianggap menipu. Apakah polisi membantu atau memperkeruh suasana disini?.

“Awal sebelum ganti Kanit, kuasa hukum sudah koordinasi dan setuju untuk cabut LP, bahkan sudah BA pencabutan. Ganti Kanit, bukannya bantu korban malah diperkeruh, pelapor malah dilaporkan balik secara pidana,” pungkas Sugi aneh. (Sofyan)

Berita Terkait

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa
Tuntut Ganti Majelis Hakim, Ratusan Karyawan PT. PRLI Unjuk Rasa di MA
Aksi di Mabes Polri, LQ Indonesia Law Firm Tuntut Copot Dir-Tipideksus
Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut
Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA
Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi
Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan
Tak Profesional, Alvin Lim Laporkan Penyidik Dirtipideksus Mabes Polri
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 10:03 WIB

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa

Rabu, 24 April 2024 - 13:42 WIB

Aksi di Mabes Polri, LQ Indonesia Law Firm Tuntut Copot Dir-Tipideksus

Selasa, 23 April 2024 - 19:07 WIB

Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut

Senin, 22 April 2024 - 21:50 WIB

Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA

Minggu, 21 April 2024 - 15:26 WIB

Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi

Minggu, 21 April 2024 - 12:04 WIB

Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan

Jumat, 19 April 2024 - 19:29 WIB

Tak Profesional, Alvin Lim Laporkan Penyidik Dirtipideksus Mabes Polri

Jumat, 19 April 2024 - 13:34 WIB

LQ Indonesia Law Firm Bakal Gelar Aksi Dengan Korban Net-89 dan Indosurya

Berita Terbaru

Foto: Advokat Raden Nuh

Berita Utama

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa

Kamis, 25 Apr 2024 - 10:03 WIB