IDI Jatim Minta Gubernur Jujur Terkait Klaim Penanganan Covid-19

- Jurnalis

Rabu, 28 Juli 2021 - 11:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi

Ilustrasi

BERITA JAWA TIMUR – Terkait adanya isu kejanggalan atau gap data kematian Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) dengan data temuan sejumlah pihak dilapangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur meminta Gubernur, Bupati dan Walikota, tidak menutup-nutupi dan tidak takut melaporkan data riil kematian akibat Covid-19 diwilayahnya.

Ketua IDI Jatim, dr. Sutrisno mengemukakan bahwa, salah satu yang bisa diamati semua orang adalah jumlah pemakaman di tempat-tempat pemakaman Covid-19, dibandingkan dengan jumlah kematian dalam data kematian harian yang dimiliki Pemerintah.

Menurut Dokter Sutrisno, di Jatim jumlah pemakaman baru, terutama dengan menerapkan protokol Covid-19, bisa mencapai 20-30 kali lipat dari data yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Artinya begini. Data-data yang dipublikasi itu ada gap yang jauh dengan realitas yang dihadapi di fasilitas kesehatan, terutama rumah sakit dan realitas di masyarakat. Dimasyarakat itu bisa dilihat dari jumlah kuburan baru itu, kan, bisa. Itu sesuatu yang secara kasat mata bisa diamati dan dibandingkan,” katanya, Rabu (28/7/2021).

Selain itu, dia menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan. Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit penuh. Pasien harus antre, sehingga banyak pasien yang meninggal di Ambulans, IGD, bahkan di rumah karena tidak mendapat tempat di rumah sakit.

Baca Juga :  RIBUT Dukung Sri Untari Bisowarno di Pilgub Jatim Periode 2024-2029

Fakta lain yang dia sebutkan adalah jumlah pemakaman baru dan juga lonjakan angka kesakitan dan kematian para tenaga kesehatan (nakes) yang menurut data yang dia miliki sangat signifikan pada bulan Juli 2021 ini.

“Mari kita bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan. Artinya kalau memang ilmu pengetahuan ada sakit, ya, sakit. Kalau Covid, ya, Covid. Tidak usah takut. Karena faktanya memang seperti itu,” sindirnya.

Data rumah sakit di seluruh Indonesia, kata dia, telah terintegrasi dalam sistem laporan rumah sakit, sehingga bisa disimpulkan bahwa data di rumah sakit itu valid. Kemudian, data di makam juga valid, karena tidak mungkin kepala makam membuat kuburan kosong lalu ditimbun lagi.

“Data primer itu valid. Sekarang larinya data itu kemana, kok data itu jadi tidak valid? Ini yang saya tidak bisa komentar. Data dihulu itu valid, lalu diatas kertas berubah. Bencana ini tidak main-main. Bagi kami ini sangat-sangat mengerikan,” ujarnyanya.

Sebelumnya, heboh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengklaim keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim mulai flat atau melandai. Padahal, menurut data dari Kementerian Kesehatan, rata-rata rumah sakit di Jawa Timur masih penuh.

Baca Juga :  PKS dan PBB Jatim Dukung Politikus PDIP Sri Untari Maju Dalam Pilgub Jatim

Sebelumnya juga Khofifah menyatakan, bila ada kenaikan kasus Covid-19 di Jatim selama 5 hari terakhir, tidak ada dampak pada keterisian rumah sakit.

“Kalau ada kenaikan signifikan 5 hari terakhir, itu nggak ada dampak terhadap keterisian BOR atau isolasi,” tambah Khofifah.

Namun, apa yang dikatakan Khofifah berbanding terbalik dengan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia. Total rumah sakit yang terdata di Jatim sebanyak 250 unit. Dari jumlah itu hanya 27 rumah sakit yang masih tersedia untuk pasien Covid-19, itupun hanya ada 1–3 kamar kosong.

Selain soal Rumah sakit, klaim bahwa angka kematian akibat Covid-19 di Jatim kecil mendapat kritik dari sorang dokter, dimana dr. Sonny Fadli melalui akun instagramnya memuat data Covid-19 dari Pemprov Jatim dan mengkritik adanya penyunatan massal angka kematian akibat Covid-19 di Jatim.

Sunatan massal, tambah dr. Sonny, angka kematian Covid-19. Bagian pertama adalah kita harus menyadari ada dimana kita. Seburuk apa kita, tidak apa-apa. Justru, rasa malu menutupi data kematian akibat Covid-19 akan membuat pandemi makin buruk.

“Citra tak perlu dicari. Petentang petenteng apalagi. Ayo jujur data. Agar tahu apa yang essensial kita buat,” pungkasnya. (Indra)

Berita Terkait

PKS dan PBB Jatim Dukung Politikus PDIP Sri Untari Maju Dalam Pilgub Jatim
RIBUT Dukung Sri Untari Bisowarno di Pilgub Jatim Periode 2024-2029
Sugeng Riyanta Resmi Jadi Wakil Kajati Jateng Gantikan Teguh Subroto
Lepas Balik Kerja Bareng BPKH, Ini Pesan Anggota DPR RI Abdul Wachid
960 Peserta “Balik Kerja Bareng” BPKH Semarang Diberangkatkan ke Jakarta
Arus Balik, KAI Daop 4 Semarang Sudah Berangkatkan 126.228 Penumpang
Kasatlantas Polres Semarang: Arus Mudik Diperkirakan Hingga Senin
Kapolda Jateng Pantau Langsung Situasi Terkini Arus Mudik Lebaran
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 10:03 WIB

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa

Rabu, 24 April 2024 - 13:42 WIB

Aksi di Mabes Polri, LQ Indonesia Law Firm Tuntut Copot Dir-Tipideksus

Selasa, 23 April 2024 - 19:07 WIB

Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut

Senin, 22 April 2024 - 21:50 WIB

Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA

Minggu, 21 April 2024 - 15:26 WIB

Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi

Minggu, 21 April 2024 - 12:04 WIB

Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan

Jumat, 19 April 2024 - 19:29 WIB

Tak Profesional, Alvin Lim Laporkan Penyidik Dirtipideksus Mabes Polri

Jumat, 19 April 2024 - 13:34 WIB

LQ Indonesia Law Firm Bakal Gelar Aksi Dengan Korban Net-89 dan Indosurya

Berita Terbaru

Foto: Advokat Raden Nuh

Berita Utama

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa

Kamis, 25 Apr 2024 - 10:03 WIB