Perang Kilat Jenderal (Purn) TNI Moeldoko dan Karma SBY

- Jurnalis

Senin, 8 Maret 2021 - 10:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BERITA JAKARTA – Luar biasa serangan kilat politik Moeldoko seorang mantan Panglima TNI jenderal bintang empat dan akademisi yang meraih gelar doktor ini, diluar dugaan banyak orang dia begitu cepat membuat mantan jenderal bintang tiga dan mantan Presiden dua periode SBY dan putranya mantan Mayor, yakni AHY terjungkal dari singgasananya di Partai Demokrat (PD). Hal tersebut dilongtarkan, pemerhati politik, Saiful Huda EMS.

“Serangan kilat politik yang spectakuler, mencengangkan banyak orang sebagai balasan atas fitnah SBY dan AHY yang ditujukan padanya. Hanya dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya aura kewibawaan mantan Panglima TNI ini mampu membelokkan dan menggerakkan para mantan loyalis SBY untuk datang ke KLB di Deli Serdang Sumetra Utara,” katanya, Senin (8/3/2021).

Dikatakan Saiful, serangan kilat ini mirip dengan strategi perang Jerman, Blitz Krieg yang membuat negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur berguncang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Moeldoko sosok ahli strategi yang hebat sesungguhnya, bukan seperti SBY yang ternyata terbukti hanya sebagai mitos. Moeldoko orang yang sangat kalem dan tenang, tidak seperti SBY yang nampak luarnya saja kalem namun sesungguhnya sangat reaktif dan emosional, hingga bidikan politiknya malah mengenai kepala banyak orang yang tidak tahu menau soal internal Partai Demokrat,” jelasnya.

“SBY bermaksud mencari simpati, namun hasilnya malah menuai caci maki dari banyak orang, yang selama ini terlanjur banyak tahu tentang sepak terjang drama sinetron politiknya,” tambah Saiful.

Partai Demokrat yang dahulu bisa diibaratkan dengan Panser kendaraan perang politik taktis yang pernah sempat menggilas suara partai-partai besar kelas menengah kebawah dan yang sempat membawa SBY menjadi Presiden RI dua periode itu, kini sudah berada dikendali tangan mantan Panglima TNI, Moeldoko!

Saiful juga mengungkapkan, sebelum kejadian yang luar biasa ini terjadi, loyalis SBY berteriak-teriak histeris dengan mengancam bahwa Big Boss akan melakukan aksi demo ke Istana jika KLB Partai Demokrat jadi diselenggarakan.

“Memalukan! Rupanya Big Boss lupa, untuk mencari simpati atau dukungan Presiden dan rakyat itu harusnya menggunakan orang yang berintegritas, bukan orang atau politisi mantan penyabu dan penikmat mucikari dan pula mantan narapidana koruptor Hambalang yang pernah beberapa tahun meringkuk dibui,” sindirnya.

Baca Juga :  Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan

Ketidak cermatan Big Boss dalam memilih penyambung lidahnya inilah yang mengakibatkan rakyat semakin muak pada Dinasti Big Boss, hingga kader-kader loyalisnya melarikan diri dan menyebrang ke Deli Serdang untuk kemudian menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum partainya.

“Dari berbagai pemberitaan 70 persen lebih ketua-ketua DPC dan beberapa Ketua DPD masuk menjadi peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, mereka semua kompak menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum hanya dalam hitungan menit tanpa ada satupun yang protes atau menentang! Ruaaarrr biasa!,” ucapnya.

“Moeldoko yang saat acara KLB tidak ada di tempat saja bisa memenangkan pertarungan politik yang dahsyat ini, apalagi jika beliau ada disana,” sambung Saiful.

Maka benar dan terbuktilah apa yang pernah dikatakan Moeldoko sebagai jawaban atas tuduhan, teror dan intimidasi SBY padanya, “Jangan tekan-tekan saya karena selama ini saya diam. Kalau saya mau saya bisa melakukannya!”.

“Ternyata, Moeldoko benar-benar bisa melakukan itu, melakukan sesuatu hal secara kilat yang mampu membuat Dinasti SBY jatuh tersungkur melalui KLB Partai Demokrat! Kendatipun demikian, Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Moeldoko masih perlu menunggu proses lebih lanjut, yakni pengesahan dari Kementrian Hukum dan HAM RI,” tuturnya.

Jika nantinya, lanjut Saiful, Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Moeldoko disahkan oleh Kementrian Hukum dan HAM RI, maka itu adalah karma besar bagi SBY yang konon pernah menyingkirkan Gus Dur dari PKB dengan meminjam tangan orang serta konon turut menginstruksikan penyerbuan Kantor DPP PDI untuk mendongkel Megawati sebagai Ketua Umum PDI ketika SBY menjabat sebagai Kasdam Jaya.

Ada sebagian orang bertanya-tanya, apakah ini semua hanya sebuah strategi untuk menaikkan citra Dinasti Cikeas yang partainya sudah nyungsep alias tersungkur dari beberapa Pemilu terakhir? Mereka menganggap dengan strategi ini citra Dinasti Cikeas dan suara partainya akan kembali terangkat, mengingat SBY selama ini dikenal paling mahir, piawai dalam memainkan stategi politik playing victim, hingga rakyat akan berbalik simpati padanya dan kembali ramai-ramai memilih partainya dan mendukung anaknya untuk jadi Capres 2024.

Baca Juga :  Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA

“Saya katakan, itu kecurigaan yang keliru besar! Kenapa? Karena selain rakyat sudah sangat hafal “lagu lama” nya SBY yang seperti itu, rakyat juga masih belum puas untuk “mengejar dan menghajar” baik secara hukum maupun politik pada Dinasti Cikeas atas berbagai kasusnya di masa lalu dan yang terbaru,” paparnya.

Masih kata Saiful, analisa berikutnya juga bisa saya sampaikan disini, bahwa pihak Istana pun selama ini terlihat diam untuk merespon huru hara internal Partai Demokrat, ini semua tak lain sepertinya karena pihak Istana tahu, bahwa Dinasti Cikeas selama ini kerjaannya hanya membuat gaduh negara saja.

Diungkapkan Saiful, sudah banyak proyek-proyek di masa kepemimpinan nasional SBY yang mangkrak, lalu negara harus menanggung hutang besar yang ditinggalkan SBY, eee…SBY tidak membantu Pemerintah namun malah terus menerus mengganggunya. Kalau SBY Presiden bela, nanti Presiden dituduh intervensi.

“Kalau Presiden diam tetap juga akan dituduh ikut merekayasa KLB. Maka saya pikir, Istana pun lebih baik memilih diam dan membiarkan SBY menerima karmanya sendiri, digilas pamor mantan Jenderal bintang empat, mantan anak petani dari desa yang miskin yang kemudian sukses menjadi Panglima TNI dan sekarang menjadi Kepala Staf Presiden RI!,” imbuhnya.

Sikap pihak istana yang diam seperti itu, merupakan pilihan dan sikap bijak yang rakyat kritis tunggu-tunggu. Biarkan saja Dinasti Cikeas remuk karena kesombongan dan kebebalannya, karena Indonesia ke depan harus dipimpin oleh manusia-manusianya yang cemerlang, jujur dan siap mengabdi untuk bangsa.

“Itulah rahasia Presiden RI kita yang sangat tepat dan jernih mempersiapkan kader-kader pemimpin bangsa selanjutnya. Tapi ini hanya analisa saya, pembaca silahkan mengeluarkan pendapatnya sendiri, sebab perbedaan pendapat yang ditujukan untuk kebaikan bersama adalah kunci sukses menuju Indonesia Raya yang jaya, maju, demokratis dan beradab! Bravo untuk Dr. Moeldoko,” pungkasnya. (Usan)

Berita Terkait

Diduga, Oknum Jaksa Kejari Jakpus Langgar Kode Prilaku Jaksa
Tuntut Ganti Majelis Hakim, Ratusan Karyawan PT. PRLI Unjuk Rasa di MA
Aksi di Mabes Polri, LQ Indonesia Law Firm Tuntut Copot Dir-Tipideksus
Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut
Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA
Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi
Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan
Tak Profesional, Alvin Lim Laporkan Penyidik Dirtipideksus Mabes Polri
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 24 April 2024 - 22:19 WIB

Tuntut Ganti Majelis Hakim, Ratusan Karyawan PT. PRLI Unjuk Rasa di MA

Rabu, 24 April 2024 - 13:42 WIB

Aksi di Mabes Polri, LQ Indonesia Law Firm Tuntut Copot Dir-Tipideksus

Selasa, 23 April 2024 - 19:07 WIB

Menangkan Buronan, Karyawan PT. PRLI Minta 3 Hakim MA Diusut

Senin, 22 April 2024 - 21:50 WIB

Terancam PHK Massal, Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia Tolak Putusan MA

Minggu, 21 April 2024 - 15:26 WIB

Alvin Lim Laporkan Brigjen Wisnu Hermawan Atas Dugaan Kaburnya Bos Investasi

Minggu, 21 April 2024 - 12:04 WIB

Nitizen Soroti Rumah Presiden PKS Saat Dikunjungi Anies Baswedan

Jumat, 19 April 2024 - 19:29 WIB

Tak Profesional, Alvin Lim Laporkan Penyidik Dirtipideksus Mabes Polri

Jumat, 19 April 2024 - 13:34 WIB

LQ Indonesia Law Firm Bakal Gelar Aksi Dengan Korban Net-89 dan Indosurya

Berita Terbaru

Foto: H. Abdul Rosyad Irwan Siswadi, SE

Seputar Bekasi

Yan Rasyad Diharapkan Maju di Pemilihan Walikota Bekasi

Jumat, 26 Apr 2024 - 19:16 WIB