BERITA PAPUA – Tokoh agama Papua Pendeta Albert Yoku meminta pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) dievaluasi secara menyeluruh agar dapat mensejahterakan dan benar-benar dirasakan masyarakat Papua dan Papua Barat.
Dikatakan Albert, evaluasi perlu melibatkan seluruh unsur sehingga dapat mengukur pencapaian Otsus maupun kegagalannya yang mana seharusnya Otsus dapat memberikan dampak positif.
“Jadi, menurut saya Otsus perlu dievaluasi dengan melihat kekuatan kebersamaan anak bangsa itu dan keberpihakan jangan keterlaluan,” kata Pendeta Albert.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski menurutnya sesuatu kekhususan itu selalu membedakan, seharusnya hukum tata negara dapat memberikan pemahaman yang mencerdaskan, boleh atau tidak ada kekhususan.
Berbeda halnya, sambung Albert, dengan misi keagamaan bahwa umat berasal dari masyarakat yang majemuk. Karenanya, Pendeta Albert berpendapat, sebaiknya pemerintah membuat kekhususan dalam hal tertentu.
“Jadi, kalau saya tetap berprinsip sebenarnya negara tak perlu membuat Otsus dalam bentuk peraturan. Kalau negara membuat kekhususan dalam pendekatan pendidikan, ekonomi dan kesehatan itu lebih baik, sehingga semua turut terbangun,” jelasnya.
Masih kata Albert, dengan skema Otsus di Papua seakan terjadi pemisahan antara wilayah yang diprioritaskan dan tidak mendapat perhatian khusus. Maka itu perlu dievaluasi.
“Sebaiknya keberpihakan terfokus pada bidang tertentu dalam waktu tertentu dan harus diintervensi. Misalnya soal pendidikan, negara turun dengan uang, orang yang profesional di sini maksimal baru kita bisa mencapai sesuatu,” tuturnya.
Namun dengan diberikannya keleluasaan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam mengelola Otsus ternyata hasilnya tidak dirasakan oleh masyarakat Papua.
“Kalau seperti sekarang kita berikan Otsus ke Papua, kemudian data BPS 2020 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita paling rendah kemudian Provinsi termiskin,” beber Pendeta Albert.
Mantan Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Papua itu menambahkan bahwa perhatian pemerintah kepada rakyat Papua sangat besar. Namun ada segelintir orang yang memanfaatkannya.
“Saya malu ngomong itu karena negara begitu baik memberi perhatian. Kita orang Papua yang menjadi Gubernur, DPR, kita menyia-nyiakan ini,” kata Albert.
Dia mengibaratkan bahwa Otsus merupakan anugerah terbesar dari Tuhan yang telah diberikan kepada masyarakat Papua. Tentunya harus dikelola dengan baik.
“Otsus itu berkat besar dari Tuhan kepada Papua kalau dikelola secara tanggung jawab dan sesuai tujuannya. Tapi hari ini tidak jadi berkat, jadi kalau di evaluasi sangat penting,” pungkasnya. (Indra)