Pengamat IDD: Kasus Peneliti BRIN, Bukti Belum Paham Budaya Digital

- Jurnalis

Kamis, 27 April 2023 - 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Pengamat IDD, Bambang Arianto

Foto: Pengamat IDD, Bambang Arianto

BERITA YOGYAKARTA – Pengamat media sosial Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta menilai unggahan konten peneliti BRIN yang telah membuat kegaduhan, kian membuktikan bahwa warganet Indonesia belum memahami sepenuhnya apa itu budaya digital.

“Sejatinya bila kita memahami budaya digital dengan baik di Indonesia, tentulah seorang peneliti tidak akan sembarangan memberikan komentar bercabang di media sosial,” kata Bambang Arianto kepada Matafakta.com, Kamis (27/4/2023).

Bila kita, sambung Bambang, memahami dengan baik kultur budaya digital, tentu konten yang akan kita unggah di media sosial harus dicermati terlebih dahulu.

“Apakah konten yang akan kita unggah tersebut bisa menimbulkan multitafsir atau tidak? Apalagi menyinggung SARA inikan bisa berbahaya sekali dan bisa menciptakan pembelaan sosial bila itu berkaitan dengan kewargaan,” jelasnya.

Ingat kultur warganet Indonesia masih reaktif dan sangat mudah sekali di buat gaduh. Artinya, bila kita tidak cermat dalam mengunggah konten di media sosial, tentu dikhawatirkan akan menimbulkan kegaduhan yang bisa menyulut potensi pembelaan sosial yang berkepanjangan.

Baca Juga :  Dugaan Proyek "Dagelan" Intelijen di Kejaksaan Agung

“Mari kita sebagai warganet menjadikan pembelajaran terhadap kasus peneliti BRIN untuk lebih berpikir jernih dan rasional sebelum mengunggah konten di media sosial,” pesannya.

Bila semisalnya tengah menghadapi masalah atau persoalan pribadi lebih baik jangan bermain media sosial. Dikarenakan biasanya persoalan pribadi akan menyulut emosi yang tidak terkendali.

“Apalagi media sosial itu akan mengajak kita untuk membaca berbagai komentar dan konten yang dampaknya bisa membuat menyulut emosi seseorang,” pungkas Bambang. (Indra)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 45 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 22:49 WIB

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Berita Terbaru

Foto: Saat Investigasi ke Kantor PT. PSP Pemenang Proyek Rp950 Miliar Kejaksaan Agung

Berita Utama

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Nov 2024 - 22:49 WIB

Kejaksaan Negeri Blitar

Hukum

Kejari Blitar Terapkan Keadilan Restoratif

Jumat, 22 Nov 2024 - 21:04 WIB