BERITA SEMARANG – Industri di China yang sudah inaktif sejak 2 minggu sebelum Imlek (25 Januari 2020) hingga sekarang telah mempengaruhi aktivitas kinerja sektor ekonomi dibeberapa negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Demikian dikatakan, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Jateng & DIY, Bambang Widjanarko di Semarang, Jumat (7/2/2020).
Menurut Bambang yang juga seorang pakar ban Internasional, biasanya liburan di China dimulai 2 minggu sebelum Imlek, ketika penduduk China melakukan kegiatan mudik terbesar di dunia dan mereka akan mulai beraktivitas kembali seminggu setelah Imlek.
“Namun dengan merebaknya virus corona, menurut informasi dari beberapa rekan kerja di China, Pemerintah China tidak mau kecolongan lebih banyak lagi dan terpaksa masih meliburkan seluruh aktivitas yang menurut rencana hingga 15 Februari 2020,” jelas Bambang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bambang memastikan untuk sementara waktu akan terjadi keterlambatan suplay ban truk & bus produksi China ke Indonesia, hingga aktivitas di China mulai normal kembali. “China adalah negara yang sangat besar dengan populasi penduduk sangat banyak,” jelas Bambang.
Menurut info di China kata Bambang, jumlah yang terkena virus corona masih sangat kecil dibanding jumlah penduduk disana, walaupun tidak bisa diingkari penyebaran virus tersebut, termasuk sangat cepat dan mengkhawatirkan.
“Karena masih tergolong jenis virus baru, sehingga sempat menciptakan kepanikan luar biasa di awal penyebarannya,” ungkap Bambang.
Dirinya berharap, keadaan akan segera membaik dan masyarakat Indonesia tidak perlu bereaksi terlalu berlebihan menyikapi musibah ini, karena beberapa dokter telah berhasil menjinakkan virus corona pada beberapa pasien yang terjangkit.
“Karena jika tidak segera membaik, khawatir tidak hanya akan terjadi kelangkaan ban truk & bus produk China dalam waktu lama, namun seluruh sektor ekonomi di Kawasan Asia atau bahkan dunia juga akan terganggu,” pungkasnya. (Nining)
Biro Semarang