BERITA JOMBANG – Pasca wafatnya KH. Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, pimpinan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kini digantikan calon penerusnya, KH Abdul Hakim Mahfud atau yang akrab disapa Gus Kikin.
Penerus tongkat kepemimpinan Ponpes Tebuireng yang didirikan Rais Akbar Hadrattussyeikh KH. Hasyim Asy’ari itu sudah disampaikan Gus Sholah di depan seluruh anggota keluarga besar Ponpes Tebuireng, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta.
Pada kesempatan itu, seluruh perwakilan keluarga diberi kesempatan untuk menyampaikan uneg-unegnya mengenai kriteria calon pengganti dirinya. Berdasarkan hasil musyawarah keluarga besar itulah, Gus Sholah kemudian mengangkat Gus Kikin menjadi wakil pengasuh sekaligus dikader untuk menjadi calon penerusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gus Kikin sendiri sama halnya dengan Gus Sholah, merupakan keturunan dari pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari.
Gus Kikin merupakan keturunan generasi keempat dari KH. Hasyim Asy’ari. Sebab Nenek Gus Kikin, yaitu Nyai Khoiriyah merupakan putri pertama KH. Hasyim Asy’ari atau kakak kandung dari KH. Wahid Hasyim, ayah Gus Dur dan Gus Sholah.
“Tugas menjadi pengasuh Ponpes Tebuireng menggantikan Gus Sholah ini sangat berat. Terlebih lagi ketika ditangani Gus Sholah, Ponpes Tebuireng berkembang sangat pesat, dengan memiliki 14 cabang di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Gus Kikin dalam percakapan dengan wartawan, Rabu (5/2/2020).
Tak hanya ponpes semata, Tebuireng juga memiliki banyak sekolah modern, termasuk sekolah Mualimin hingga Universitas. Karenanya, kendati beban yang diembannya sangat berat, namun bersama anggota keluarga lainnya, ia bertekad untuk terus berjuang mengembangkan apa yang sudah dirintis adik kandung Gus Dur tersebut.
Menurut Gus Kikin, sekarang ini masih dalam suasana duka, karenanya masalah pergantian kepemimpinan Ponpes Tebuireng ditunda hingga waktu yang tepat. Namun demikian, secara manajerial operasional, tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Ia bersyukur karena Gus Sholah telah menata sedemikian rupa terkait manajemen personal mulai dari Ponpes, lembaga pendidikan fomal hingga universitas, sehingga praktis kini tinggal menggerakkannya sesuai aturan yang sudah digariskan.
Sesuai akta pendirian Universitas Islam Hasyim Asy’ari (UnHasy) sejak Juli 2013 yang merupakan aktualisasi Institut Keislaman Hasyim Asy’ari (IKAHA) yang berdiri Juni 1967 itu membuka 15 program studi (Prodi) pada tujuh fakultas. Diantaranya, Fakultas Agama Islam, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Pendidikan. (BR-1)
Sumber: Beritasatu