Benhil Aznil Tan: Aktivis ’98 Bukan Pengemis Jabatan 

- Jurnalis

Jumat, 31 Januari 2020 - 08:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BERITA JAKARTA – Aktivis mahasiswa ’98 yang juga Koordinator Nasional Poros, Benhil Aznil Tan menegaskan, jika dirinya bukanlah seorang pengemis jabatan dan bukan “kaleng-kaleng”. Poros Benhil, merupakan salah satu organ relawan pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.

Aznil juga meluruskan kabar yang menyebut dirinya “gagal” dalam assesment yang diadakan Kantor Staf Presiden atau disingkat KSP. Dia menegaskan, jika dia dan sejumlah rekannya aktivis ‘98 bukan melamar kerja di KSP. Namun, kami diminta Kepala KSP Moeldoko.

Pria berdarah Minang ini menceritakan, kejadian bermula tatkala dirinya bersama empat aktivis ’98 lainnya yakni Wahab Talaohu, Sayed Junaidi Rizaldi alias Pak Cik, Eli Salomo, Ali Sutera datang menemui Kepala KSP Moeldoko di Bina Graha pada tanggal 21 November 2019 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bahwa tanggal 21 November 2019 saya dan Wahab Talaohu, Pak Cik, Eli Salomo, Ali Sutera, menemui Moeldoko di Bina Graha untuk menjalin komunikasi dalam rangka menindaklanjuti pernyataan Presiden Jokowi membuka kesempatan kepada para Aktivis 98 sebagai pelaku sejarah reformasi Indonesia untuk turut memajukan Indonesia Maju,” kata Aznil ketika berbincang ringan dengan Matafakta.com, Kamis (30/1/2020).

Dari hasil pertemuan yang hanya berlangsung sekitar 10 menit tersebut, Moeldoko meminta 2 orang dari kami sebagai Tenaga Ahli Utama untuk turut membantu KSP. Moeldoko kata Aznil, dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa posisi Deputi di KSP sudah penuh.

Baca Juga :  Soal Viral Netizen Malaysia Ngaku Diperas Saat DWP 2024 di Kemayoran

“Kemudian Wahab dan Eli Salomo menegaskan kembali ke Moeldoko. Sebagai Tenaga Ahli Utama kan bang Jenderal?. Kemudian Moeldoko mengiyakan konfirmasi Wahab dan Eli Salomo tersebut,” ujar Aznil.

Pria berperawakan kurus kecil ini melanjutkan, setelah mendapat konfirmasi serta kepastian dari Moeldoko kemudian teman-teman sepakat merekomendasikan Sayed Junaidi Rizaldi dan saya untuk mengisi posisi sebagai Tenaga Ahli Utama di KSP.

Pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2019, menurut Aznil, pihak tim SDM KSP melalui WhatsApp meminta kami untuk hadir mengikuti seleksi pada tanggal 18 Desember 2019.

“Kami merasa pemberitahuan itu terasa janggal karena kami bukan melamar sebagai karyawan KSP. Dan kami juga tidak pernah memasukkan surat lamaran kerja ke KSP,” kata dia.

Meskipun begitu, masih menurut Aznil, kami tetap berpikiran positif thinking mengikuti proses formalitas tersebut. Sebab, ketika saya konfirmasi ke pihak tim seleksi mereka mengatakan bahwa test seleksi tersebut hanya menyangkut tentang seputar latar belakang kami.

Kemudian, pada tanggal 18 Desember 2019 kami datang mengikuti seleksi ala KSP tersebut yang terdiri-dari 2 sesi. Yaitu tertulis dan wawancara. Ketika kami mengikuti tes tertulis, pada lembaran soal ada tulisan berbunyi “Seleksi Tenaga Ahli Madya Deputi IV KSP dengan target posisi Tenaga Ahli Bidang HAM.”

“Melihat kejanggalan tersebut saya dan Pak Cik sempat mempertanyakan kepada salah seorang tim seleksi dan bermaksud untuk tidak mengikuti proses seleksi. Karena, hal tersebut tidak sesuai dengan komitmen awal Moeldoko meminta kami untuk menjadi Tenaga Ahli Utama di KSP,” tegas Aznil.

Baca Juga :  Operasi Lilin 2024 Akan Dimulai 21 Desember 2024 Hingga 2 Januari 2025

Saat itu salah satu tim seleksi menyarankan kami untuk nanti mempertanyakannya sewaktu sesi wawancara dan beliau sendiri mengaku tidak tahu tentang hal itu. “Kami pun kembali berpositif thinking dan mengikuti tes tertulis tersebut yang berisi pertanyaan bersifat politik”

Ketika memasuki sesi tanya jawab pada tanggal yang sama, Sayed Junaidi Rizaldi maupun saya (secara terpisah) langsung mempertanyakan hal tersebut secara tegas kepada tim seleksi yang berjumlah 6 orang.

Mereka mengatakan akan melakukan konfirmasi ke Moeldoko. Lalu mereka bertanya, “Jika Tenaga Ahli Utama sudah tidak terisi penuh, apakah kami bersedia ditempatkan sebagai Tenaga Ahli Madya ?”

“Saya maupun Sayed Junaidi Rizaldi dengan tegas menolak. Karena kami datang bukan melamar pekerjaan ke KSP. Bahwa kami datang ke KSP karena kami diminta oleh Moeldoko untuk membantu KSP sebagai Tenaga Ahli Utama,” jelasnya.

Aznil menegaskan, bahwa dirinya dan aktivis ‘98 lainnya bukanlah pengemis jabatan dan “kaleng-kaleng” seperti apa yang telah dituduhkan banyak pihak. Dia juga, membantah jika dirinya hanya relawan abal-abal.

“Isu seperti itu sengaja dihembuskan untuk melemahkan ketika kekritisan saya mengungkap ketidakbecusan Moeldoko dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Dan kami sebagai aktivis ’98 sudah kenyang dengan pola-pola seperti itu,” pungkas Aznil Tan. (Stave)

Berita Terkait

Soal Viral Netizen Malaysia Ngaku Diperas Saat DWP 2024 di Kemayoran
Jelang Nataru, Kakorlantas Polri Gelar Latihan Pra Operasi Lilin 2024
Segarkan Organisasi, Polda Metro Jaya Rotasi Beberapa Perwira
Operasi Lilin 2024 Akan Dimulai 21 Desember 2024 Hingga 2 Januari 2025
Pj Gubernur DKJ Jakarta Didesak Putus Kontrak PT. Moya Indonesia
Kemenkes Diminta Investigasi Soal Bayi Tertukar di RS Islam Cempaka Putih
Video Viral Kritisi PNS Sering Rapat di Hotel di Takedown Pemilik Akun
LP Satu Tahun Mandek, LQ Indonesia Law Firm Simbangi Bareskrim Polri
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Desember 2024 - 20:25 WIB

Soal Viral Netizen Malaysia Ngaku Diperas Saat DWP 2024 di Kemayoran

Rabu, 18 Desember 2024 - 15:08 WIB

Jelang Nataru, Kakorlantas Polri Gelar Latihan Pra Operasi Lilin 2024

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:40 WIB

Segarkan Organisasi, Polda Metro Jaya Rotasi Beberapa Perwira

Rabu, 18 Desember 2024 - 14:30 WIB

Operasi Lilin 2024 Akan Dimulai 21 Desember 2024 Hingga 2 Januari 2025

Jumat, 13 Desember 2024 - 13:31 WIB

Pj Gubernur DKJ Jakarta Didesak Putus Kontrak PT. Moya Indonesia

Berita Terbaru

Foto: Alexius Tantrajaya

Berita Utama

Wacana Pemberian Pengampunan Koruptor Dinilai Diskriminatif

Minggu, 22 Des 2024 - 23:10 WIB

Foto: RS. TIARA Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi

Peristiwa

RS. TIARA Kebalen Bekasi Tertutup Soal Peristiwa Kebakaran

Minggu, 22 Des 2024 - 22:28 WIB

Foto: Koordinator MAKI, Boyamin Saiman

Berita Utama

MAKI Himbau Presiden Prabowo  Soal Tata Kelola Keuangan yang Baik

Minggu, 22 Des 2024 - 22:06 WIB

Foto: Novi Pratiwi & Alvin Lim

Berita Utama

Alvin Lim Imbau Dinsos Tutup Yayasan Milik Novi Pratiwi

Minggu, 22 Des 2024 - 21:53 WIB

Suasana Giat Donor Darah

Berita Daerah

PSHT Cabang Ponorogo Ikuti Donor Darah Jelang BRB 2024

Minggu, 22 Des 2024 - 18:07 WIB