Harga Saham Naik Turun, Bukan Berarti Saham Gorengan

- Jurnalis

Selasa, 14 Januari 2020 - 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aria Santoso

Aria Santoso

BERITA JAKARTA – Ramainya pemberitaan terkait saham gorengan membuat bingung para investor retail yang mencari selisih keuntungan dari naik turunnya harga saham. Pengamat Pasar Modal Aria Santoso menuturkan, tidak semua saham second liner masuk dalam kategori saham gorengan.

“Saham lapis kedua masih banyak yang layak dikoleksi. Naik turunnya tidak selalu karena praktik goreng menggoreng, bisa juga karena dampak keberhasilan strategi dari emiten yang mempunyai produk dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan ini sesuai dengan kebutuhan rill di market. Mereka maintain informasi, sehingga hal tersebut diketahui investor,” ujarnya pada awak media, Selasa (14/1/2020).

Aria menambahkan, berbagai kinerja positif perusahaan menjadi faktor pendorong meroketnya harga saham. Agar investor tidak mengalami kerugian dalam membeli suatu saham, ia menyarankan agar sebelum membeli sebaiknya melihat kinerja perusahaan, apakah mampu menghasilkan earning yang positif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dilihat juga growth story emiten tersebut apakah mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir, jika ya berarti perusahaan tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang bagus,” kata Aria.

Menurutnya, tidak selalu perusahaan listing di bursa efek yang harganya naik itu bagus dan tidak selalu harga saham emiten yang harganya turun berarti jelek. Bahkan ada yang harga sahamnya murah, tapi murah terus. Tidak mengalami kenaikan dalam periode yang panjang. Story growth emiten menjadi salah satu faktor sebelum memutuskan membeli saham.

“Seperti BEEF. Setelah mengalami koreksi market, enam bulan kemudian mengalami uptrending kembali. WOWS yang berbisnis dibidang penyewaan jasa rig kerja ulang dan perawatan sumur minyak yang baru dua bulan listing harga sahamnya mengalami koreksi, namun memiliki growth story selama tiga tahun terakhir. Tidak selalu saham yang harganya turun itu jelek, justru penurunan ini bisa menjadi momentum investor untuk membeli dengan harga murah,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan redaksi, Ginting Jaya Energi Tbk dengan kode saham WOWS membukukan pendapatan usaha Rp185 miliar di tahun 2019. Nilai pembaruan eksisting kontrak rig (renewal) yang berhasil dimenangkan sepanjang 2019 sebesar Rp196,5 miliar. Dan total nilai kontrak Rig WOWS keseluruhan saat ini sebesar Rp443 miliar.

“Investor harus perhatikan pertumbuhan dan proyeksi bisnis perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk membeli saham,” pungkasnya. (Stave)

Berita Terkait

Ini Kata Pengamat Politik Soal Mencari Figur Pemimpin Mantan Ibukota Jakarta
Sulit Dapatkan Informasi, Kasie Penkum Kejati DKI Jakarta Mati Suri
PN Jakpus Gelar Buka Puasa Bersama Anak Yatim
Polsek Ciracas Jaktim Terima Penitipan Barang Warga Mudik Lebaran  
Konvoi Ratusan Remaja di Jaktim Abaikan Maklumat Kapolda Metro Jaya
Lapas Cipinang Jaktim Bagikan Takjil Dengan Menu Hasil Olahan Napi
Salihara Buka Pendaftaran “Kompetisi Debat Sastra Tingkat SMA 2024” 
Carut Marut Pengelolaan “SDM” di Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 6 Mei 2024 - 14:37 WIB

Gagal Target, AMPUH Apresiasi Uji Kompetensi Eselon II Pemkot Bekasi

Senin, 6 Mei 2024 - 11:33 WIB

Lagi Temuan BPK, Dispora Kota Bekasi Kembali Diperiksa Inspektorat

Senin, 6 Mei 2024 - 10:43 WIB

Lama Vakum, BAMUS Kota Bekasi Bangkit Kembali

Senin, 6 Mei 2024 - 09:54 WIB

Kadus Dipecat, Camat Pebayuran Akui Sulit Komunikasi Dengan Kades Bantarsari

Senin, 6 Mei 2024 - 09:35 WIB

Kabupaten Bekasi Juara Umum MTQ Ke-38 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Minggu, 5 Mei 2024 - 11:50 WIB

Warga RT 01 “Manunggal” Perumahan VGH Kebalen Gelar Halal Bihalal

Sabtu, 4 Mei 2024 - 01:58 WIB

PT. Migas Kota Bekasi Terima Kunjungan Komisi III DPRD Banten

Jumat, 3 Mei 2024 - 18:18 WIB

Waduh…!!!, Di Kota Bekasi Perusahaan Tanpa Plang Bebas Beroperasi

Berita Terbaru

Foto: Ahmad Riyadh (Kiri) dan Achsanul Qosasih (Kanan)

Berita Utama

Dua Pegiat Sepakbola Diduga Tersangkut Kasus Korupsi

Selasa, 7 Mei 2024 - 12:18 WIB

Karyawan PT. Polo Ralph Lauren Indonesia

Berita Utama

PT. Polo Ralph Lauren Minta Penggantian Hakim Sengketa Merek di MA

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:08 WIB