PDIP Usung Kadernya Sebagai Jalan Tengah Atas Pengalaman Buruk Massa Lalu

- Jurnalis

Rabu, 28 Agustus 2024 - 17:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ket. Foto: Samuel F Silaen & Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri

Ket. Foto: Samuel F Silaen & Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri

BERITA JAKARTA – Jika benar DPP PDI-P resmi mengusung bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Jakarta bukan sosok atau figur yang ramai diperbincangkan netizen atau publik Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri punya pertimbangan khusus dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

“Tentu saja, semua yang terjadi akhir-akhir ini dijadikan bahan pembelajaran dan pertimbangan yang matang bagi Ibu Ketua Umum PDI-P,” terang Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F Silaen kepada Matafakta.com, Rabu (28/8/2024).

Jangan sampai, kata Silaen, terulang kembali cerita kelam masa lalu belajar dari Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya. Jangan terlalu gampang memberikan dukungan ataupun mengusung calon di Pilkada dan terpenting di Pilpres yang akan datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pengalaman Pilpres kemarin, setelah berhasil menang dan duduk disinggasana kekuasaannya sampai 2 periode yang diangkat-angkat sebagai kader terbaik dan dibangga-banggakan yang sekarang masih berkuasa, malah nusuk dari belakang. Kasian kader-kader yang militan,” ujar Silaen.

Hal itu, lanjut Silaen, tentu, menjadi ‘traumatis’ tersendiri bagi Partai moncong putih, sehingga Ketua Umum DPP PDI-P, memilih kader yang sudah teruji dan terbukti dapat menjalankan mandat Partai atas nama rakyat khususnya Jakarta.

Baca Juga :  Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah

“Banyak yang berharap bahwa nama yang bakal diusung PDI-P adalah nama atau figur yang popular dipemberitaan media. Pepatah mengatakan, pengalaman itu adalah guru yang terbaik,” ucapnya Silaen.

“Jadi keputusan yang diambil Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tentu saja penuh pertimbangan dan kehati-hatian yang mendalam, agar kejadian masa lalu, tak terulang kembali dimasa yang akan datang,” tebak Alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu menambahkan.

Sekali lagi, bahwa Ketua Umum PDI-P tentunya memiliki segudang masukan dan dijadikan pertimbangan. Itulah alasan mengapa harus mengusung calon yang merupakan kadernya, mengapa tidak mengusung figur yang dieluk-elukan oleh para pendukungnya.

“Mengusung figur yang mirip-mirip dengan figur Pilpres kemarin, terbukti tidak setia dan lebih parahnya lagi justru menjadi perusak Konstitusi. Sosok pemimpin yang diawali dengan pencitraan sederhana dan seterusnya tidak jadi ukuran akan berakhir baik,” sindirnya.

Berkaca pada kondisi riel yang terjadi saat ini, bahwa orang yang dicitrakan sebagai wong cilik dan trahnya rakyat biasa, justru menjadi bumerang bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

“Dan itu jadi pelajaran berharga bagi PDI-P sebagai Partai pengusung Presiden periode lalu. PDI-P tentunya tidak mau sampai kecolongan untuk kedua kalinya. Sebab bila salah usung maka kehancuran yang akan datang menghantam,” imbuhnya.

Baca Juga :  Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

“Untung saja PDI-P masih beruntung dan bisa selamat dari tsunami politik yang membombardir kandang banteng moncong putih itu. Sebab Gubernur Jakarta yang terpilih, sangat berpeluang besar untuk maju di Pilpres 2029,” ujarnya.

Masih kata Silaen, jadi bisa dibayangkan bila kejadian 10 tahun terakhir ini terulang kembali dimasa 5 tahun yang akan datang. Gubernur Jakarta 2024-2029, tentu saja memiliki peluang besar untuk maju berkontestasi di Pilpres 2029.

“Mampukah mesin Partai memenangkan calon yang diusung? Bila mana calon yang diusung Partai beda ‘selera’ dengan dukungan relawan ataupun basis pendukung calon. Ini menarik untuk dikupas,” tuturnya.

Sebab, tambah Silaen, kemenangan Gubernur sebelumnya juga masih bertumpu pada kekuatan politik relawan dalam melakukan penetrasi ke akar rumput. Maka PDI-P lebih memilih ‘safety’ dari pada sampai ‘tertipu’ lagi karena salah usung.

“Ini bukan perkara kalah-menang, tapi lebih kepada dedikasi dan loyalitas tunggal kepada rakyat lewat program dan penugasan Partai pengusung sebagai mandatori dari suaranya rakyat, guna memakmurkan dan mensejahterakan rakyat,” pungkasnya. (Sofyan)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 45 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 22:49 WIB

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Berita Terbaru

Foto: Saat Investigasi ke Kantor PT. PSP Pemenang Proyek Rp950 Miliar Kejaksaan Agung

Berita Utama

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Nov 2024 - 22:49 WIB

Kejaksaan Negeri Blitar

Hukum

Kejari Blitar Terapkan Keadilan Restoratif

Jumat, 22 Nov 2024 - 21:04 WIB