BERITA JAKARTA – Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden pada 2024 mendatang, para relawan sibuk mengkampanyekan jagoan mereka kepada masyarakat dengan berbagai aneka bujuk rayu dan jargon-jargon lainnya.
Jargon tersebut, mulai dari pembagian sembako, pemberian bea siswa untuk warga kurang mampu dan sebagainya, termasuk, meminta “tambahan waktu” bagi masa jabatan Presiden selama tiga periode.
Ada juga yang mengusulkan masa jabatan Presiden menjadi 8 tahun dalam satu periode. Ada pula yang mengusulkan masa jabatan Presiden menjadi 4 tahun dan bisa dipilih sebanyak 3 kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut menurut Hasanudin selaku Koordinator Siaga 98 merupakan penyimpangan atau anomali dalam demokrasi.
Anomali pertama, biasanya relawan Capres – Cawapres dibentuk setelah partai politik resmi mengumumkan pasangan yang diusungnya atau paling lambat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan paslon.
Namun kini, lanjut Hasanuddin, relawan itu muncul jauh sebelum partai politik menetapkan Capres – Cawapresnya yang diperkirakan paling cepat setahun lagi. Ironisnya diantara relawan ini “menyandera nama Jokowi”.
“Anomali kedua diantara relawan melakukan politik berstandar ganda, mengajukan nama Capres – Cawapres bersamaan dengan mengajukan usul perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi 3 periode. Jalan konstitusi dan inkonstitusional ditempuh,” ujarnya, Sabtu (26/6/2022).
Sedangkan, sambungnya, anomali ketiga, relawan ini menyatakan pengikut loyal Jokowi dan Jokowi sebagai Presiden sudah menyatakan menolak perpanjangan Presiden menjadi 3 periode, karena tidak mau bertindak inkonstitusional dan melanggar amanat Reformasi 98, semestinya sebagai loyalis ikut garis konstitusi, tetapi ini tidak.
“Ketiga anomali ini menurut pendapat kami bukanlah anomali alamiah dan menyebabkan kegaduhan, tanda buatannya nampak, dan biarlah publik yang menilai dengan acuan yang disampaikan Presiden Jokowi sendiri, bahwa upaya perpanjangan dan penundaan ini adalah untuk menampar mukanya, menjerumuskannya atau menjilat kepadanya,” Hasanudin mengakhiri. (Sofyan)