Dr. M. Kapitra Ampera: Sekelumit Polemik di Tanah Papua

- Jurnalis

Senin, 5 Oktober 2020 - 11:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. M. Kapitra Ampera, SH, MH

Dr. M. Kapitra Ampera, SH, MH

BERITA JAKARTA – Konflik bersenjata yang dilakukan sekelompok orang ditanah Papua belum mereda. Meskipun Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), telah memberi perhatian yang lebih besar dari pada Pemerintah sebelumnya. Hal tersebut, diungkapkan politisi senior PDI Perjuangan (PDIP), Dr. M. Kapitra Ampera, SH, MH.

“Pemerintah Jokowi, sudah memberikan otonomi khusus dan pemberian dana khusus yang dikeluarkan untuk kesejahteraan masyarakat Papua, namun konflik bersenjata atau separatis tak kunjung juga mereda,” kata Kapitra ketika berbincang dengan Matafakta.com,  Senin (5/10/2020).

Seperti diketahui, telah terjadi peristiwa penembakan yang mengakibatkan dua orang prajurit TNI, seorang sipil dan seorang Pendeta bernama Yeremia Zanambani tewas di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua belum lama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menuduh Pendeta Yeremia tewas ditembak anggota TNI. Namun hal itu, dibantah TNI melalui Kapen Kogabwihan III, Kol. Czi IGN Suriastawa yang menyebut tuduhan tersebut sebagai fitnah KKB untuk mencari momen menarik perhatian dunia di Sidang Majelis Umum PBB.

Baca Juga :  Alvin Lim Gelar "Training Options Batch 2" Ajarkan Masyarakat Melek Investasi

Menurut Kapitra, realitasnya penembakan tersebut dilakukan KKSB yang kemudian diputarbalikkan dengan menuduh TNI sebagai pelaku. TNI memang tidak memiliki keuntungan strategis atau taktis untuk menembak Pendeta yang dikenal sangat cinta ketenangan dan keamanan di kawasannya tersebut.

“Peristiwa tersebut, tentu berpotensi dieksploitasi agar menjadi isu nasional dan internasional, oleh karena dentuman aksi KKB telah ditenggelamkan oleh pemberitaan – pemberitaan Pandemi Covid-19,” jelas Kapitra.

Diungkap Kapitra, pada Sidang Majelis Umum PBB yang lalu, PM Vanuatu dalam pidatonya ikut menyorot HAM di Papus tersebut yang kemudian langsung dibantah oleh diplomat Indonesia, karena tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.

Faktanya selain menyebabkan tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani, sebelumnya seorang warga sipil meninggal dunia setelah diserang dengan cara dibacok senjata tajam oleh KKB di Kabupaten yang sama, serta dua anggota TNI juga gugur ditembak KKB. Penembakan kedua anggota TNI ini, dibenarkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

“Pendeta Yeremia dikenal sebagai Ketua Klasis Hitadipa Intan Jaya yang merupakan penginjil yang setia dan berintegritas serta penerjemah Alkitab ke bahasa Moni, bahasa penduduk asli di Paniai Papua,” ungkap Kapitra.

Baca Juga :  KOPPAJA Desak Jaksa Agung Tangani Kasus Korupsi Rp1 Triliun di Banten

Masih kata Kapitra, Pendeta Yeremia selama ini membantu Pemerintah dalam menjaga kondusifitas dan memberi kedamaian kepada masyarakat Intan Jaya. Dapat dipahami, apa urgensinya TNI-Polri membunuh Pendeta Yeremia? Tewasnya tokoh lokal ini justru menyebabkan TNI-Polri kehilangan tokoh lokal yang ikut menjaga keamanan dan ketentraman di tanah Papua.

Ataukah memang tambah Kapitra, peristiwa ini, merupakan upaya propaganda KKB agar mendapatkan perhatian dunia internasional dengan memanipulasi isu pelanggaran HAM? Untuk mencari kebenarannya, Pemerintah saat ini telah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) guna mengusut kasus penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani tersebut. Tindakan kekerasan ini mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah.

“Diharapkan TPGF dapat melaksanakan tugasnya secara tuntas dan transparan, memenuhi komitmen Presiden Jokowi, untuk memberikan keadilan bagi para korban insiden di kawasan Intan Jaya tersebut,” pungkas. (Indra)

Berita Terkait

Alvin Lim Gelar “Training Options Batch 2” Ajarkan Masyarakat Melek Investasi
Kasus Panji Gumilang, Alvin Lim: Kenapa Dana Yayasan Dipindah ke Rekening Polri?
Nasabah PT. Asuransi Allianz Tunjuk LQ Indonesia Law Firm Jadi Kuasa Hukum
KOPPAJA Desak Jaksa Agung Tangani Kasus Korupsi Rp1 Triliun di Banten
Kuasa Hukum Korban Investasi Bodong DNA Pro Buatkan Surat Terbuka
Alvin Lim Bongkar Cara Licik Oknum Tipideksus Soal TPPU Panji Gumilang
Alvin Lim: Indonesia Jadi Nomor 1 Kepolisian Terkorup di Asia Negara
Panglima TNI Hadiri Acara Halal Bihalal dan Silaturahmi PBNU
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 4 Mei 2024 - 19:17 WIB

Alvin Lim Gelar “Training Options Batch 2” Ajarkan Masyarakat Melek Investasi

Jumat, 3 Mei 2024 - 10:32 WIB

Kasus Panji Gumilang, Alvin Lim: Kenapa Dana Yayasan Dipindah ke Rekening Polri?

Kamis, 2 Mei 2024 - 13:17 WIB

KOPPAJA Desak Jaksa Agung Tangani Kasus Korupsi Rp1 Triliun di Banten

Kamis, 2 Mei 2024 - 10:09 WIB

Kuasa Hukum Korban Investasi Bodong DNA Pro Buatkan Surat Terbuka

Kamis, 2 Mei 2024 - 08:35 WIB

Alvin Lim Bongkar Cara Licik Oknum Tipideksus Soal TPPU Panji Gumilang

Kamis, 2 Mei 2024 - 08:25 WIB

Alvin Lim: Indonesia Jadi Nomor 1 Kepolisian Terkorup di Asia Negara

Senin, 29 April 2024 - 12:28 WIB

Panglima TNI Hadiri Acara Halal Bihalal dan Silaturahmi PBNU

Senin, 29 April 2024 - 10:22 WIB

Otak Atik Akta Nasabah, Alvin Lim Bongkar Dugaan Praktik Mafia Bank Victoria

Berita Terbaru

PT. Migas Kota Bekasi Terima Kunjungan Komisi III DPRD Banten

Seputar Bekasi

PT. Migas Kota Bekasi Terima Kunjungan Komisi III DPRD Banten

Sabtu, 4 Mei 2024 - 01:58 WIB

Foto: Lokasi PT. IC Bantargebang, Kota Bekasi

Seputar Bekasi

Waduh…!!!, Di Kota Bekasi Perusahaan Tanpa Plang Bebas Beroperasi

Jumat, 3 Mei 2024 - 18:18 WIB