BERITA JAKARTA – Apalah arti sebuah nama kata pujangga kenamaan dengan tajuknya yang legendaris “Apa Arti Sebuah nama,” Silaen menyitir ungkapan kondang milik pujangga legendaris asal Inggris William Shakespeare.
“What’s in a name? That’s which we call rose by any other name would smell as sweet. Apalah arti sebuah nama? Toh dinamakan apapun, harumnya mawar tetap akan wangi tercium.
Saat ini Silaen melihat sebuah kesakralan arti dari nama “merah putih” yang di sematkan di Kabinet Pemerintahan Presiden terpilih periode 2024- 2029 yang baru saja dilantik. Namun tahukah makna kesakralan dari merah putih?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini kutipan bebas, warna merah dan putih pada bendera Indonesia memiliki makna yang mendalam, diantaranya, keberanian dan semangat perjuangan
Warna merah melambangkan keberanian dan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Warna putih melambangkan kesucian dan kejujuran bangsa Indonesia dalam menjalin persaudaraan.
Artinya Kabinet Presiden Prabowo-Gibran jangan sampai menjadi penjajah rakyatnya sendiri dan jauh dari kesucian dan kejujuran didalam melayani bangsa Indonesia.
“Bila kesakralan itu dilanggar, takutnya malah kualat! Sebab membawa sesuatu yang suci dan nilai-nilai patriotisme memiliki magis tersendiri,” kata pengamat politik Samuel F Silaen, Minggu (27/10/2024).
Bila nantinya perilaku dan tindakan kabinet “merah putih” tidak sesuai dengan namanya takutnya malah sakit-sakitan maka harus mengganti namanya, ini sama halnya dengan mengganti orang yang tidak kompeten di jabatannya.
“Karena ini mengacu cerita versi Mulyono akan menjadi traumatis tersendiri dari maksud kabinet merah putih yang harus mengambil tindakan heroiknya pahlawan yang berjuang demi merah putih yang jujur dan berani serta bersih dari perilaku yang tidak terpuji,” ungkapnya.
Apakah demikian mental dan spiritual para anggota Kabinet Presiden Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka? Waktu jualah yang akan membuktikannya!
“Persoalan nama memang tidak ada salahnya, namun karena sudah mencatut dwi warna bendera kebanggaan bangsa Indonesia yakni bendera merah putih, maka sikap dan tindakan harus tercermin,” ujar alumni Lemhanas Pemuda 2009 itu.
Kesucian dan kejujuran yang dimiliki oleh dwi warna merah putih akan terciderai bila para pembantu Presiden Prabowo-Gibran kedepannya justru melakukan tindakan tidak terpuji, maka jelas tidak mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam dwi warna merah putih tersebut.
“Situasi tersebut akan mendegradasi pemahaman anak-anak generasi yang akan datang, jadi salah kaprah,” jelas Silaen.
Jadi salah satu kalimat paling populer di dunia yang dicuplik dari teks drama masterpiece Shakespeare, berjudul “Romeo and Juliet” ini, oleh sebagian besar orang ternyata dimaknai secara salah selama ini.
“Karena kita hanya melihat teks, seraya mengabaikan konteks utuh dari seluruh rangkaian kalimat di mana kalimat “apalah arti sebuah nama” itu dirangkaikan, ” kutip Silaen.
Selama ini kita mengartikan kalimat “apalah arti sebuah nama” hanya sebatas teks, Shakespeare dianggap menisbikan makna sebuah nama atau nama itu menjadi tidak penting dimatanya.
“Namun tetap saja mengemuka soal istilah atau penamaan sesuatu sesuai dengan selera bukan pada esensinya. Jangan karena ketidakmampuan bekerja maka menggunakan influencer menutupi ketidakmampuan sehingga jauh api dari panggang,” pungkasnya. (Sofyan)