BERITA JAKARTA – Gedung yang rencananya akan digunakan untuk para pedagang di Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, tak kunjung selesai.
Proyek revitalisasi Pasar Munjul yang dikerjakan sejak tahun 2014 silam dan menelan anggaran Rp10,2 miliar tersebut mangkrak dan terbengkalai.
Nana, salah seorang pedagang mengatakan, proyek revitalisasi ini mangkrak tanpa adanya penjelasan pasti diberikan Pemprov DKI Jakarta selaku pihak pengelola pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita teman-teman (pedagang) dulu pernah menanyakan bagaimana kelanjutan bangunan. Tapi ya sampai saat ini masih begini saja,” ujar Nana kepada Matafakta.com, Jumat (10/5/2024).
Nana menambahkan, para pedagang pernah berupaya menanyakan secara langsung kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat masih menjabat Gubernur, hingga menemui DPRD DKI Jakarta, namun gagal membuahkan hasil.
Akibatnya, nasib para pedagang Pasar Munjul kini terkatung menanti pembangunan gedung baru untuk tempat mereka berjualan.
Ironinya meski proyek revitalisasi mangkrak dan pedagang terpaksa mendirikan kios semi permanen, mereka tetap diwajibkan membayar retribusi ke Pemprov DKI Jakarta.
Setiap bulannya pedagang Pasar Munjul diminta membayar Rp120 ribu per bulan melalui rekening Bank DKI Jakarta, bahkan Pemprov DKI Jakarta dikabarkan menaikkan uang retribusi.
Rencananya gedung baru untuk para pedagang berjualan dibangun dua lantai, tapi pada tahap pembangunan baru menyentuh lantai satu pengerjaan terhenti begitu saja.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi kelanjutan proyek revitalisasi Pasar Munjul kepada Walikota Jakarta Timur, M. Anwar, tapi hingga berita ditulis Anwar enggan merespon. (Stave)