BERITA BEKASI – Akibat curah hujan pada Jumat 12 April 2024 kemarin, sejumlah wilayah di Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir. BPBD Kota Bekasi mencatat rumah warga yang terendam banjir tersebut sebagian kondisinya sedang ditinggal mudik para pemiliknya.
Sedikitnya, terdapat 500 lebih Kepala Keluarga (KK) pada 3 Wilayah Kecamatan diantaranya, Kecamatan Bekasi Selatan, Jatiasih, Pondokgede, Bekasi Barat dan Kecamatan Bekasi Timur, terendam banjir.
Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, beberapa ruas Jalan Kota Bekasi pun tergenang air hingga 30 hingga 60 centi meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak hanya dipermukiman warga, banjir juga merendam sejumlah ruas jalan di Kota Bekasi dengan ketinggian muka airnya mencapai 30-60 sentimeter,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Kota Bekasi, Abdul Kuhari.
BPBD Kota Bekasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bekasi menerjunkan personel guna melakukan penanganan mulai dari monitoring dan kaji cepat membantu warga evakuasi diri dan barang-barang berharga milik korban banjir serta penanganan tanggul yang jebol.
“Kondisi pada Sabtu 13 April 2024 pagi banjir terpantau sudah berangsur surut dibeberapa wilayah. Kendati demikian, BPBD Kota Bekasi masih menyiagakan personel guna melakukan monitoring pasca banjir akibat tanggul yang jebol,” tandasnya.
Berdasarkan prakiraan cuaca, di wilayah Bekasi masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam dua hari ke depan disertai angin.
Sekedar diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi sebelumnya sering mengadakan lelang pengadaan pompa penyedot banjir yang ditempatkan dititik rawan banjir.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Jaringan Nusantara Watch (JNW) Indra Sukma mengatakan, anggaran untuk penanggulangan banjir di Kota Bekasi sudah cukup lumayan besar digelontorkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
“Trus gimana dengan fungsi Pompa bermerk Alkon yang dibelanjakan Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air atau DBMSDA Kota Bekasi senilai Rp18 miliar, sumur resapan Rp4,2 miliar dan untuk tahun 2024 malah kembali dianggarkan Rp1,8 miliar,” kata Indra kepada Matafakta.com, Selasa (16/4/2024).
Selain itu, lanjut Indra, DED Drainase hingga pembuatan tandon atau folder penampung air yang faktanya belum mengurangi atau dirasakan manfaatnya baik bagi warga korban banjir dan warga yang terdampak banjir pada ruas jalan yang terendam banjir di Kota Bekasi.
“Lucunya keadaan itu, tak sedikit justru menuding kinerja Pj Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad yang dianggap cuek hingga nitezen menilai jika Pj Walikota Bekasi tidak ada kerjanya atau tidak becus bekerja,” imbuhnya.
Padahal, lanjut Indra, sejak 2022 dan 2023 DBMSDA Kota Bekasi yang dipimpin adik ipar mantan Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto itu tak sedikit menggelontorkan biaya besar dari APBD Kota Bekasi yang bertujuan sebagai langkah penanggulanan banjir di Kota Bekasi.
“Namun fakta yang ada, banjir hingga beberapa ruas jalanpun justru terkesan seperti disengaja agar situasi tersebut dapat menjadikan kondisi situasi yang dapat menyerang Pj Walikota Bekasi yang dituding tidak becus bekerja,” ulasnya.
Padahal, tambah Indra, kalau kita mau evaluasi kebelakang, Tri Adhianto selama 5 tahun lebih menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR yang sekarang berubah menjadi DBMSDA yang ditugaskan untuk mengatasi atau mengurangi titik rawan banjir di Kota Bekasi.
“Hingga Tri menjabat Plt hingga definitif Walikota Bekasi sebulan dan berakhir September 2023, Tri justru terkesan lepas tangan yang mestinya lebih bertanggung jawab atas banjir yang terjadi disaat Perayaan Hari Raya Iddul Fitri 2024 ini,” pungkas Indra. (Dhendi)