BERITA JAKARTA – Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto, menilai kemenangan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka satu putaran dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, tidak terlepas dari Jokowi Effect.
“Karena banyak sekali pendukung Presiden Jokowi baik yang berstatus sebagai relawan politik maupun sebagai simpatisan kemudian perlahan memberikan dukungan kepada Gibran, karena lebih menghormati sosok Jokowi,” terang Bambang kepada Matafakta.com, Kamis (15/2/2024).
Terlebih lagi, kata Bambang, banyaknya manuver politik jelang pencoblosan seperti mundurnya Ahok dan tingginya percakapan para buzzer politik di media sosial yang intinya lebih menyudutkan Presiden Jokowi, justru kemudian berbalik membuat tambahan elektoral kepada Gibran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Inikan era media sosial, jadi semakin menyudutkan Presiden Jokowi itu justru menjadi bumerang, karena pendukung setia Jokowi itu tidak ingin idolanya di bully dan dihina,” jelas Bambang.
Inilah, lanjut Bambang yang kemudian membuat mayoritas pendukung Jokowi 2019 berpikir ulang untuk memberikan dukungan kepada pasangan lain.
“Saya melihat sendiri beberapa mantan relawan Jokowi yang kemudian menyatakan dengan tegas akan mendukung Gibran karena tegak lurus dengan Jokowi,” ujarnya.
“Bahkan, ada yang menyatakan bahwa representasi dari figur Jokowi jelas ya sosok Gibran,” tambah Bambang.
Tapi menariknya pendukung setia Presiden Jokowi ini tidak berani tampil di hadapan publik dengan berkomentar maupun unggah konten di media sosial.
“Alasannya mungkin mereka lebih menjaga perasaan temen-temennya yang selama ini telah memberikan dukungan penuh kepada pasangan Ganjar-Mahfud,” imbuhnya.
Selain itu, faktor kemenangan Pilpres juga dipengaruhi karena budaya politik Indonesia itu lebih berbasis figur bukan partai politik. Apalagi party id di Indonesia di kenal cukup lemah, sehingga setiap pemilih bisa kapan saja untuk pindah dari satu partai ke partai lainnya.
“Intinya, kontestasi Pilpres 2024 semakin menegaskan bahwa figur politik akan sangat menentukan perilaku pemilih,” pungkas Bambang. (Indra)