Pengamat IDD: Jokowi Effect Kunci Kemenangan Prabowo-Gibran

- Jurnalis

Kamis, 15 Februari 2024 - 13:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Pengamat IDD: Bambang Ariyanto

Foto: Pengamat IDD: Bambang Ariyanto

BERITA JAKARTA – Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto, menilai kemenangan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka satu putaran dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, tidak terlepas dari Jokowi Effect.

“Karena banyak sekali pendukung Presiden Jokowi baik yang berstatus sebagai relawan politik maupun sebagai simpatisan kemudian perlahan memberikan dukungan kepada Gibran, karena lebih menghormati sosok Jokowi,” terang Bambang kepada Matafakta.com, Kamis (15/2/2024).

Terlebih lagi, kata Bambang, banyaknya manuver politik jelang pencoblosan seperti mundurnya Ahok dan tingginya percakapan para buzzer politik di media sosial yang intinya lebih menyudutkan Presiden Jokowi, justru kemudian berbalik membuat tambahan elektoral kepada Gibran.

“Inikan era media sosial, jadi semakin menyudutkan Presiden Jokowi itu justru menjadi bumerang, karena pendukung setia Jokowi itu tidak ingin idolanya di bully dan dihina,” jelas Bambang.

Inilah, lanjut Bambang yang kemudian membuat mayoritas pendukung Jokowi 2019 berpikir ulang untuk memberikan dukungan kepada pasangan lain.

“Saya melihat sendiri beberapa mantan relawan Jokowi yang kemudian menyatakan dengan tegas akan mendukung Gibran karena tegak lurus dengan Jokowi,” ujarnya.

“Bahkan, ada yang menyatakan bahwa representasi dari figur Jokowi jelas ya sosok Gibran,” tambah Bambang.

Tapi menariknya pendukung setia Presiden Jokowi ini tidak berani tampil di hadapan publik dengan berkomentar maupun unggah konten di media sosial.

Baca Juga :  LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan

“Alasannya mungkin mereka lebih menjaga perasaan temen-temennya yang selama ini telah memberikan dukungan penuh kepada pasangan Ganjar-Mahfud,” imbuhnya.

Selain itu, faktor kemenangan Pilpres juga dipengaruhi karena budaya politik Indonesia itu lebih berbasis figur bukan partai politik. Apalagi party id di Indonesia di kenal cukup lemah, sehingga setiap pemilih bisa kapan saja untuk pindah dari satu partai ke partai lainnya.

“Intinya, kontestasi Pilpres 2024 semakin menegaskan bahwa figur politik akan sangat menentukan perilaku pemilih,” pungkas Bambang. (Indra)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 108 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 22:49 WIB

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Berita Terbaru

Foto: Saat Investigasi ke Kantor PT. PSP Pemenang Proyek Rp950 Miliar Kejaksaan Agung

Berita Utama

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Nov 2024 - 22:49 WIB

Kejaksaan Negeri Blitar

Hukum

Kejari Blitar Terapkan Keadilan Restoratif

Jumat, 22 Nov 2024 - 21:04 WIB