BERITA JAKARTA – Semua orang bisa mencari dan melihat bahkan menonton rekam jejak Anies Rasyid Baswedan ketika menduduki jabatan publik diantaranya Menteri dan Gubernur Jakarta.
Hal itu, dikatakan Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
“Apa yang dilakukan Anies Baswedan selama menjabat? Terus apa saja yang sudah dikerjakan yang spektakuler diluar pakem. Jadi itulah kelemahan yang terbesar sekaligus momok yang tidak bisa didelete,” kata Silaen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seumpama, lanjut Silean, Anies Baswedan tidak pernah jadi Menteri atau Gubernur mungkin lebih mudah bagi Anies Baswedan menutupi kelemahan yang sebenarnya dan tidak ada kampanye negatif terhadap dirinya.
“Di era kemajuan teknologi informasi yang begitu dahsyat ini, maka kebaikan dan juga ‘kebobrokan’ terekam dan tersimpan dengan baik oleh teknologi yang bernama big data, one klik semua bisa muncul,” jelasnya.
Media mainstream nasional mungkin saja dapat menyembunyikan sesuatu hal karena tidak berani memberitakan, beda dengan rakyat yang sudah melek teknologi informasi maka dengan gampang kroscek pesan politik yang tersebar diberbagai platform media sosial.
“Apa yang baik dan buruk sama cepatnya terekspos di media sosial atau medsos. Kecepatan dan kecanggihan teknologi informasi sepertinya tidak dapat dibendung atau direkayasa oleh segelintir orang,” imbuhnya.
Meskipun tak terelakan hoax tetap akan slalu ada akibat negatif dari sebuah kemajuan teknologi. Disinilah terjadinya perang antar fans (pendukung) masing-masing untuk meraih peluang dan dukungan dari masyarakat, kembali lagi kepada tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri.
“Karena itu, siapapun yang mau berkarir di dunia politik praktis maka harus menjaga ucapan dan perbuatan agar tidak jadi ‘bumerang’ dikemudian hari ketika kesempatan menghampiri calon- calon pemimpin bangsa,” tutur Alumni Lemhanas 2009 ini.
“Meskipun bangsa Indonesia ini termasuk bangsa yang pelupa kalau sudah diberi ‘sesuatu’ maka yang kelakuan buruk segera dilupakan,” tambah Silaen.
Memang tidak ada manusia yang sempurna, itu betul sekali. Namun menjaga perilaku atau tindakan akan membuat kita terhindar dari masalah yang akan muncul seiring dengan tingginya dan kencangnya angin, bila kedudukan sosial kita makin tinggi.
“Inilah yang terjadi di dunia politik praktis yang punya idiom: susah melihat orang senang- senang melihat orang susah, ” beber Silaen.
Mungkin Anies Baswedan lupa bahwa kepiawaiannya berkata-kata manis alias olah tata kata-katanya tidak sejalan dengan tindakan atau perbuatannya. Banyak Janji- janji kampanye yang dia sampaikan diberbagai kesempatan.
“Anies sendiri ingkari janjinya dan tidak malukah melihat semua jejak rekamnya bertebaran di platform media sosial, atau sudah putus urat malunya?,” pungkas Silaen. (Indra)