BERITA JAKARTA – Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto, menilai Erick Thohir layak mendampingi Anies Baswedan dalam kontestasi Presiden 2024 mendatang.
Meski kedua figur politik ini memiliki basis pendukung yang berbeda sikap politiknya, tapi dalam konteks demokrasi digital, kedua figur ini sangat menarik perhatian generasi internet.
“Ada beberapa indikator yang melandasi hal itu diantaranya, Pertama, elektabilitas Erick Thohir saban hari cukup melejit, terutama di media social,” kata Bambang kepada Matafakta.com, Kamis (6/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasalnya, tim media sosial Erick Thohir cukup bagus dalam mengemas capaian kinerja dengan berbagai konten kreatif di media sosial. Selain sebagai edukasi politik, konten tersebut bisa mendongkrak citra politik Erick Thohir di mata warganet.
“Hal yang sama juga terjadi pada tim media sosial Anies Baswedan yang sangat aktif menyajikan berbagai konten progresif ala milenial dengan sasaran kaum muda sebagai basis pemilih terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Kedua, Erick Thohir mewakili sosok muda Nadhliyin yang tentu memiliki basis kaum muda terbesar saat ini. Hal yang sama terjadi dengan Anies Baswedan yang memiliki basis massa dari kaum muda Islam modern dan kalangan cendekiawan muda.
“Artinya dalam konteks demokrasi digital, kedua indikator tersebut bisa menambah daya dobrak pasangan Anies Baswedan dan Erick Thohir, sehingga bila disatukan akan menjadi pasangan Capres Cawapres muda yang cukup kuat,” ungkapya.
Tapi, lagi-lagi kendala terbesar adalah, apakah para pendukung dan relawan kedua figur muda ini bisa disatukan atau tidak? Mengingat sejak Pilpres sebelumnya kedua figur tersebut berbeda haluan politik.
“Lain halnya bila kemudian di 2024 kedua figur muda ini bisa disatukan, maka ini bisa menjadi salah satu wujud kandidasi politik digital terbaik di Indonesia saat ini,” pungkas Bambang. (Indra)