Bubarnya Relawan GP Mania Bisa Memperbaiki Kultur Politik di Indonesia

- Jurnalis

Senin, 13 Februari 2023 - 11:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD), Bambang Arianto

Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD), Bambang Arianto

BERITA JAKARTA – Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto menanggapi bubarnya relawan politik Ganjar Pranowo (GP) Mania.

Menurut Bambang, mundur dan bubarnya GP Mania justru ikut memperbaiki kultur politik di Indonesia.

“Dalam sejarah relawan politik di Indonesia, kemunculan relawan politik karena memberikan dukungan kepada figur maupun kandidat politik idaman,” kata Bambang, Senin (13/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu dicermati sejak Pilkada DKI Jakarta 2012 yang menjadi momentum kemunculan istilah relawan politik di Indonesia. Sejak itulah fenomena relawan politik di Indonesia kian mewarnai politik tanah air.

“Tapi, kemunculan para relawan politik tersebut lebih berbasis figur bukan karena gagasan. Tanpa figur politik akan sulit menggerakan para sukarelawan dalam politik Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga :  Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Bahkan dukungan para relawan politik selama ini masih terkesan tidak rasional karena lebih mengedepankan fanatisme dan tegak lurus pada figur idaman.

Menurut Bambang, sangat jarang relawan politik di Indonesia yang memberikan dukungan karena berbasis gagasan.

“Meski dulu juga ada relawan politik Jogja Independent yang memberikan dukungan berbasis gagasan tapi akhirnya tidak mendapat dukungan maksimal dari publik. Inilah yang membuat relawan politik berbasis gagasan sulit berkembang di Indonesia,” jelasnya.

Mencermati alasan mundurnya relawan politik GP Mania, tentu pilihan ini bisa mempengaruhi kultur politik di Indonesia. Dikarenakan menambah catatan relawan politik yang mengubah dukungan dari figur kemudian berbasis gagasan dan kerja nyata.

Baca Juga :  Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Artinya, penarikan dukungan dari GP Mania bisa menjadi fenomena baru dalam kajian relawan politik di Indonesia.

“Bahwa tidak semua gerakan sukarelawan politik di Indonesia itu memberikan dukungan karena menyukai figur maupun kandidat politik tertentu,” ulasnya.

Ketika ditanya terkait turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo pasca penarikan dukungan GP Mania, menurut Bambang tidak berpengaruh signifikan.

“Elektabilitas Ganjar Pranowo masih sangat stabil, sebab masifnya mesin relawan politik lainnya baik di ranah daring maupun luring,” pungkas Bambang. (Sofyan)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 22:49 WIB

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Berita Terbaru

Foto: Saat Investigasi ke Kantor PT. PSP Pemenang Proyek Rp950 Miliar Kejaksaan Agung

Berita Utama

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Nov 2024 - 22:49 WIB

Kejaksaan Negeri Blitar

Hukum

Kejari Blitar Terapkan Keadilan Restoratif

Jumat, 22 Nov 2024 - 21:04 WIB