BERITA JAKARTA – Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto menanggapi bubarnya relawan politik Ganjar Pranowo (GP) Mania.
Menurut Bambang, mundur dan bubarnya GP Mania justru ikut memperbaiki kultur politik di Indonesia.
“Dalam sejarah relawan politik di Indonesia, kemunculan relawan politik karena memberikan dukungan kepada figur maupun kandidat politik idaman,” kata Bambang, Senin (13/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu dicermati sejak Pilkada DKI Jakarta 2012 yang menjadi momentum kemunculan istilah relawan politik di Indonesia. Sejak itulah fenomena relawan politik di Indonesia kian mewarnai politik tanah air.
“Tapi, kemunculan para relawan politik tersebut lebih berbasis figur bukan karena gagasan. Tanpa figur politik akan sulit menggerakan para sukarelawan dalam politik Indonesia,” ujarnya.
Bahkan dukungan para relawan politik selama ini masih terkesan tidak rasional karena lebih mengedepankan fanatisme dan tegak lurus pada figur idaman.
Menurut Bambang, sangat jarang relawan politik di Indonesia yang memberikan dukungan karena berbasis gagasan.
“Meski dulu juga ada relawan politik Jogja Independent yang memberikan dukungan berbasis gagasan tapi akhirnya tidak mendapat dukungan maksimal dari publik. Inilah yang membuat relawan politik berbasis gagasan sulit berkembang di Indonesia,” jelasnya.
Mencermati alasan mundurnya relawan politik GP Mania, tentu pilihan ini bisa mempengaruhi kultur politik di Indonesia. Dikarenakan menambah catatan relawan politik yang mengubah dukungan dari figur kemudian berbasis gagasan dan kerja nyata.
Artinya, penarikan dukungan dari GP Mania bisa menjadi fenomena baru dalam kajian relawan politik di Indonesia.
“Bahwa tidak semua gerakan sukarelawan politik di Indonesia itu memberikan dukungan karena menyukai figur maupun kandidat politik tertentu,” ulasnya.
Ketika ditanya terkait turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo pasca penarikan dukungan GP Mania, menurut Bambang tidak berpengaruh signifikan.
“Elektabilitas Ganjar Pranowo masih sangat stabil, sebab masifnya mesin relawan politik lainnya baik di ranah daring maupun luring,” pungkas Bambang. (Sofyan)