Prof. Didik J. Rachbini: Ketergantungan Ekonomi Politik Dengan Tiongkok

- Jurnalis

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 09:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diskusi Paramadina

Diskusi Paramadina

BERITA JAKARTA – Universitas Paramadina dan Paramadina Public Policy Institute (PPPI) mengadakan diskusi publik dengan tema “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Fondasi Ekonomi & Agenda Pembangunan di Indonesia.” Diskusi tersebut dilaksanakan secara virtual pada, Jumat (13/8/2021).

Dalam diskusi tersebut, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini menyampaikan lima masalah ekonomi politik pada masa pandemi Covid-19.

Masalah tersebut yaitu: fisikal rapuh dan utang besar, tidak memadai dalam kepemimpinan dan kebijakan mengatasi Covid-19, jatuh menjadi negara menengah bawah, income trap, ketergantungan ekonomi politik terhadap China dan kehilangan prinsip bebas aktif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kemudian Prof. Didik menilai bahwa kepemimpinan Indonesia dalam masyarakat internasional terutama ASEAN sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan pada masa Ali Alatas seorang diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia tahun 1988 – 1999.

“Saya melihat bahwa kepemimpinan Indonesia di dalam masyarakat internasional terutama ASEAN saja itu jauh sekali dibandingkan dengan masa-masa Ali Alatas walaupun income waktu itu sangat rendah, belum terlalu tinggi,” ucap Didik.

Senada dengan itu, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga menyampaikan enam komorbid utama dalam perekonomian Indonesia, yaitu tingkat utang pemerintah, korporasi & rumah tangga yang tinggi, kapasitas fiskal pemerintah yang terus melemah, current account deficit yang terus meningkat, ketimpangan pendapatan, kekayaan & penguasaan tanah, tingkat pengangguran yang tinggi dengan kualitas pekerjaan yang rendah dan regulatory uncertainty & inconsistency.

Wijayanto menjelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini sebenarnya dalam keadaan yang tidak fit, namun sebetulnya ekonomi Indonesia dalam kondisi yang sehat.

“Ekonomi kita itu sebenarnya tidak fit tapi sehat. Tidak fit dengan sehat itu begini, kita ini barangkali minoritas sehat, tapi ya fine-fine saja dalam kehidupan normal. Tapi kalau tiba-tiba disuruh lari 300 meter saja atau renang 50 meter saja atau kerja lembur, maka kesehatan kita menjadi terkendala,” jelasnya.

Selanjutnya, diskusi tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para pembicara yaitu Faisal Basri (Ekonom Senior INDEF & Universitas Indonesia) dan Muhammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia). (Indra)

Berita Terkait

Setelah Pemilu 2024 Apakah Akan Banyak Caleg Yang Masuk Rumah Sakit Jiwa?
Didukung 7 RT, Ketua RW024 Perum VGH Sahid Sutomo Lanjut Genapi 5 Tahun
Pengawasan Model Kerjasama Komisi Yudisial, Kepolisian dan KPK
Wow…!!!, Setahun Penyidikan di Kejati DKI Belum Ada Tersangka Korupsi?
Pesta Narkoba, Kepala UPTD Pajak dan Retrebusi Kota Bekasi Diciduk Polisi
Sampai Bubar, Pemain Persipasi Kota Bekasi TC Lembang Belum Terima Transport
Pakar Hukum Dorong Kasus Bos Kalpataru Sawit Plantation Terapkan Pasal TPPU
HDCI Berikan Bantuan Korban Erupsi Gunung Semeru
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 14 Desember 2023 - 15:31 WIB

Setelah Pemilu 2024 Apakah Akan Banyak Caleg Yang Masuk Rumah Sakit Jiwa?

Senin, 9 Oktober 2023 - 16:10 WIB

Didukung 7 RT, Ketua RW024 Perum VGH Sahid Sutomo Lanjut Genapi 5 Tahun

Minggu, 6 Agustus 2023 - 13:49 WIB

Pengawasan Model Kerjasama Komisi Yudisial, Kepolisian dan KPK

Senin, 17 April 2023 - 21:30 WIB

Wow…!!!, Setahun Penyidikan di Kejati DKI Belum Ada Tersangka Korupsi?

Senin, 17 April 2023 - 15:13 WIB

Pesta Narkoba, Kepala UPTD Pajak dan Retrebusi Kota Bekasi Diciduk Polisi

Berita Terbaru

Panwascam Karang Bahagia

Seputar Bekasi

Jelang 27 November, Panwascam Karang Bahagia Gelar Rakernis

Jumat, 22 Nov 2024 - 11:36 WIB

Foto: Gedung Kejaksaan Agung RI

Berita Utama

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Jumat, 22 Nov 2024 - 08:33 WIB