BERITA JAKARTA – Terbakarnya Gedung Utama Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 22 Agustus 2020 silam, membuat sejumlah aktivitas para jaksa sebagian dialihkan ke Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) Kejaksaan RI di Jalan Harsono RM Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Paska kebakaran, Kejaksaan Agung RI, bakal memiliki gedung yang lebih presentatif terdiri dari 22 lantai di sayap barat, tujuh lantai di sayap timur dan 11 lantai di sayap utara.
“Sayap barat akan terdiri dari 22 lantai menggambarkan tanggal lahir Kejaksaan. Sayap timur terdiri dari 7 lantai menggambarkan bulan kelahiran Kejaksaan,” tutur Jaksa Agung ST. Burhanuddin saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Utama Kejagung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, sambung Jaksa Agung, ST. Burhanuddin, disayap utara terdiri dari 11 lantai merupakan pengejawantahan dari 11 pasang bulir untaian padi yang ada pada lambang Kejaksaan yang bermakna kesejahteraan.
Namun menariknya dalam rancang bangun itu, akan ada sebuah kolam yang konon letaknya berada dilantai dasar kantor Kejagung. Kolam itu, didesain dengan sejumlah tanaman dan rencananya diatas kolam tersebut akan dibuatkan jalan penyeberangan orang.
Meski demikian belum ada penjelasan dari pihak Kejagung mengenai kepastian rencana pembangunan kolam renang atau kolam ikan yang dimaksud kendati telah meminta klarifikasi kepada Jubir Kejagung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak, Selasa (29/6/2021) malam via WhatsApp.
Meski begitu, Jaksa Agung, ST. Burhanuddin menyebut pembangunan ini menjadi momentum untuk menjamin kualitas penegakan hukum.
“Dengan penguatan sarana dan prasarana yang lebih representatif melalui pembangunan gedung kantor, diharapkan menjadi momentum untuk meningkatnya peranan Kejaksaan dalam menjamin kualitas yang profesional, penegakan hukum yang berkeadilan,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin menerangkan, pembangunan Gedung Utama Kejagung ini akan dibangun di lokasi yang sama, yaitu bekas kebakaran gedung yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Burhanuddin mengatakan, bukan tanpa alasan pihaknya ingin pembangunan gedung baru ini cepat selesai. Hal itu karena para pegawai Kejagung saat ini bekerja berimpitan dan rentan tertular virus Corona.
“Bukan apa-apa, untuk bapak tahu aja kondisi kami sekarang yang tempat kerja yang dempet-dempetan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini banyak teman-teman kami yang kena atau tertular Covid-19,” ungkapnya.
Dan ini, sambung ST. Burhanuddin, bukan hanya faktor kita tidak bisa memelihara kesehatan, tetapi faktor tempat kerja juga yang sempit dan berimpit-impitan dan ini juga yang menyebabkan semakin banyak kami tertular, mohon Pak Dirut dapat memperhatikannya,” tambahnya.
Sementara itu, ST. Burhanuddin meminta Kepada Direktur Utama PT. PP, Novel Arsyad sebagai kontraktor pelaksana, mempercepat pembangunan gedung baru Kejagung ini. ST. Burhanuddin meminta pembangunan gedung baru selesai pada Juli 2022.
“Saya berharap di dalam kontrak kan tanggal 31 Desember 2022, kalau boleh, lebih cepat akan lebih bagus, karena jujur saja kami mengharapkan itu Pak. Bahkan mengharapkannya nanti di dalam bulan Juli hari ulang tahun Kejaksaan, kalau boleh, tahun 2022, kita sudah bisa gedung itu jadi, ini kalau bisa pak,” pungkasnya. (Sofyan)