BERITA YOGYAKARTA – Setahun lebih, dampak pandemi sangat besar tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga di bidang pendidikan dan ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga periode Agustus 2020, jumlah pengangguran meningkat sebanyak 2,67 juta orang.
Sementara itu, data Kementerian Ketenagakerjaan bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan hingga per 30 Agustus 2020 menunjukkan bahwa pekerja formal yang terkena PHK sebanyak 386.877 orang dan yang dirumahkan 1.155.630 orang.
Sedangkan 633.421 pekerja informal terdampak pandemi. Jika ditotalkan, ada 2.175.928 pekerja formal dan informal yang terdampak pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data di atas membawa pesan bahwa dampak pandemi begitu nyata. Namun, pesan lain yang lebih penting ialah Indonesia harus bangkit dan mulai mempersiapkan rencana strategis pasca pandemi.
Dibidang ekonomi, Indonesia membutuhkan hadirnya pengusaha-pengusaha baru untuk bisa bangkit. Hal itu, menjadi basahan dan kupasan di PESMADAI.
Sayangnya, saat ini jumlah warga negara Indonesia yang menjadi pengusaha masih rendah. Kementerian Perindustrian pada tahun 2018, rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi.
Indonesia pun masih tertinggal dari Malaysia dengan jumlah 5 persen dan Singapura dengan jumlah mencapai 7 persen.
Padahal, untuk menjadi negara maju jumlah penduduk yang menjadi pengusaha harus lebih dari 14 persen dari total populasi.
Hal ini berarti, jika penduduk Indonesia kurang lebih 270 juta jiwa, ada sekitar 8,37 juta jiwa (3,1 persen) yang menjadi pengusaha.
Indonesia butuh setidaknya 37,8 juta jiwa (14 persen) untuk menjadi negara maju. Jika dicari defisitnya, saat ini Indonesia masih butuh 29,43 juta jiwa pengusaha agar dapat disebut negara maju.
Maka, besar harapan ini bisa diwujudkan oleh anak-anak muda mahasiswa. Mahasiswa hari inilah yang akan meneruskan perjuangan pembangunan bangsa di masa depan pasca pandemi.
Karena itulah, urgensi mindset entrepreneurship pada diri mahasiswa tidak bisa dielakkan. Artinya, mindset entrepreneurship harus ditanam.
Pendidikan entrepreneur yang diterapkan di Pesantren Mahasiswa (PESMADAI) dapat mewadahi para santri dalam menyongsong kesuksesan.
Erwin Widiasworo dalam bukunya yang berjudul “Mencetak Generasi Multitalenta” menyatakan, bahwa pendidikan entrepreneur sangat menentukan masa depan (2018: 182).
Sebab entrepreneurship menekankan pada pengembangan diri dan kemapanan jiwa, sehingga lahir insan-insan berkarakter mandiri, bertanggung jawab, kreatif, dan yakin.
Dua, hal ini sangat penting dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai lokomotif perubahan bangsa. (Mas Andre Hariyanto)