BERITA JAKARTA – Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera, menanggapi kabar yang menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab segera pulang ke Tanah Air dan bakal memimpin revolusi di Indonesia.
Hal tersebut, disampaikan, Ketua Umum FPI, Ahmad Sobri saat ikut menggelar aksi menolak RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa 13 Oktober 2020 lalu.
Kapitra menilai, bahwa Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sekarang berada di Arab Saudi, belum akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“HRS menurut saya belum akan pulang dalam waktu dekat ini,” kata Kapitra kepada Matafakta.com, Senin (19/10/2020).
Dikatakan Kapitra, pernyataan yang dilontarkan Ketum FPI, Ahmad Sobri Lubis bahwa HRS akan pulang dan memimpin revolusi justru merugikan bagi HRS sendiri.
Apalagi, sambung Kapitra, belum ada sejarahnya bahwa pemberontakan bisa memang di Republik Indonesia.
“Belum pernah sejarahnya di Indonesia pemberontak menang, mereka akan berhadapan dengan angkatan perang negara yang memiliki mesin perang,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Kapitra, bahwa soliditas umat Islam saat ini berbeda dengan ketika menyikapi kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Saat ini, katanya, umat Islam melihat permasalahan yang dihadapi bangsa tidak lagi didasari emosional keagamaan, tetapi pada realitas kehidupan.
“Jadi kalau HRS pulang memimpin revolusi maka penolakan itu muncul dari umat Islam sendiri, karena Ormas terbesar itu ada pada NU dan Muhammadiyah yang realistis menyikapi perbedaan. Apalagi Wapresnya dari NU,” ingat Kapitra.
Kapitra pun menghimbau, agar massa pendudukung Habib Rizieq Shihab ikut menjaga kedamaian dan persatuan.
“Kelompok HRS harus menyuarakan penciptaan kedamaian dan kerukunan bangsa, bukan perpecahan,” pungkasnya. (Indra)