BERITA LAMPUNG – Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bandar Lampung, Kompol Rezky Maulana mengaku, hingga saat ini pihak penyidik masih sulit menentukan motif pelaku penyerangan terhadap pendakwa Syekh Ali Jaber pada, Minggu 13 September 2020 kemarin saat melakukan ceramah.
Dalam pemeriksaan, sambung Rezky, pelaku menyampaikan hal-hal yang tidak logis, sehingga penyidik masih mendalami keterkaitan antara pelaku dengan korban dalam insiden kemarin tersebut.
“Sebelumnya dia juga sering mengikuti atau ngeliat live-nya Syekh Ali Jaber di TV, termasuk sering mengikuti di Youtube,” kata Rezky saat dihubungi awak media, Senin (14/9/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Rezky, penyerangan itu pun dilakukan pelaku setelah mendengar informasi bahwa Syekh akan melakukan ceramah di Masjid Fallahudin, Kota Bandar Lampung.
“Masjid Fallahudin itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari tempat tinggalnya. Penyidik juga masih mendalami pengakuan dari kerabat bahwa pelaku sudah depresi sejak empat tahun lalu,” ungkapnya.
Sementara ini, lanjut Rezky, setelah dilakukan observasi dan wawancara oleh penyidik bersama psikiater, masih sulit untuk menyimpulkan bahwa pelaku penyerangan terhadap korban Syekh Ali Jaber, mengalami gangguan jiwa.
“Karena pelaku masih dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Makanya, penyidik mendalami informasi bahwa pelaku sudah depresi sejak empat tahun lalu itu,” ulasnya.
Dikatakan Rezky, kalaupun ada asumsi yang menyampaikan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa dan sebagainya proses tetap jalan, karena tidak mempengaruhi proses penyidikan.
“Tapi yang bersangkutan kalau gila beneran ngak bisa diinterogasi kan. Ada tanya ada jawab kan ya,” pungkasnya. (Yon)