BERITA BANDUNG – Sidang Meikarta Jilid II berlangsung di ruang sidang I lantai 2 Gedung Pengadilan Negeri Bandung Kelas 1A Khusus, Bandung, Jawa Barat, kembali digelar, Senin, (17/2/2020).
Dalam sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah pejabat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat.
Sebelum sidang dimulai, dari pantauan diruang sidang I, nampak EY Taufik, Agus Salim dan mantan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin saling bercanda bahkan sesekali nampak tertawa bersama dibangku belakang bersama saksi lain dari Lippo Cikarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
JPU KPK Ferdian mengatakan, agenda sidang kali ini pemeriksaan saksi-saksi untuk terdakwa mantan Presiden Direktur PT. Lippo Cikarang Bartholomeus Toto (BTO).
“Saksi dihadirkan, Edi dwi soesianto, Satriyadi, EY Taufik, Neneng Hasanah Yasin, Agus Salim, Melda Peni Lestari,” singkatnya.
Dalam kasus ini, Bhartolomeus Toto ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa pada 29 Juli 2019. Toto bersama Iwa Karniwa ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap perizinan proyek Meikarta.
Toto diduga menyuap mantan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin senilai Rp10,5 miliar. Uang diberikan kepada Neneng melalui orang kepercayaannya dalam beberapa tahap.
Sementara, Iwa diduga telah menerima uang Rp900 juta dari Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Pemkab Bekasi, Neneng Rahmi Nurlaili untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Bekasi Tahun 2017.
Perda RDTR Kabupaten Bekasi itu diperlukan untuk kepentingan perizinan proyek Meikarta. Uang yang diberikan, Neneng Rahmi kepada Iwa diduga berasal dari PT. Lippo Cikarang.
Dalam kasus ini, PT. Lippo Cikarang disinyalir menjadi sumber duit suap untuk beberapa pihak dalam pengurusan izin proyek Meikarta. (Mul)