BERITA JAKARTA – Sebanyak 500 staf medis di Kota Wuhan, China dilaporkan terinfeksi virus corona yang berdampak sejumlah rumah sakit kekurangan perawat dan dokter karena mereka harus diisolasi dan dirawat intensif, dan memicu keprihatinan diantara para paramedic.
Seperti dilansir South China Morning Post Selasa 11 Februari 2020 mengungkapkan, Pemerintah China dilaporkan terus berupaya menyemangati para dokter dan seluruh staf rumah sakit yang tidak terinfeksi virus corona. Namun, mereka diminta tidak mengungkap secara rinci jumlah staf rumah sakit yang terjangkit virus tersebut.
Dokter spesialis menyatakan jumlah tenaga medis yang terinfeksi memperlihatkan virus corona sangat mudah menyebar. Kondisi itu dikhawatirkan akan membuat para staf medis terjangkit virus di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu membuat sejumlah tenaga medis terpukul ketika melihat hasil rontgen sejawatnya yang dinyatakan positif virus corona.
“Ini sebabnya kami sangat membutuhkan bantuan lebih banyak lagi terutama soal obat-obatan dan pakaian pelindung. Kami sudah terlalu banyak menyaksikan rekan-rekan kami jatuh sakit karena tidak mengenakan alat perlindungan yang memadai,” kata seorang dokter di Wuhan yang enggan ditulis namanya.
Wuhan adalah kota di Provinsi Hubei, China yang diduga menjadi awal mula penyebaran virus corona, atau yang saat ini dikenal dengan nama Covid-19.
Menurut para pakar medis, jumlah pekerja medis yang terjangkit virus corona di China sangat besar diduga karena kekurangan peralatan pelindung, jam kerja yang panjang dan kurang waspada akan bahaya penularan virus yang sangat mudah terjadi.
Seorang dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) yang bekerja di Rumah Sakit Renmin, Yu Changping, mengakui positif terjangkit virus corona setelah mengalami demam pada 14 Januari lalu. Dia dan beberapa rekannya dirawat intensif dan dikarantina tiga hari kemudian.
Dia mengatakan, tidak menyadari terkena virus itu karena terlalu sibuk menangani pasien. “Virus itu sangat mudah menyebar. Kami tidak punya pengetahuan yang memadai untuk memahami perilaku virus itu,” ungkap Yu.
Sampai saat ini, sudah tiga tenaga medis China meninggal usai terinfeksi virus tersebut. Salah satunya adalah mendiang dr. Li Wenliang yang merupakan salah satu orang yang memperingatkan pertama kali bahaya penyakit tersebut. Bahkan atasannya, Mei Zhongming, juga terinfeksi virus tersebut.
“Alasan dokter dan perawat banyak terkena virus corona karena sehari-hari berkutat dengan pasien yang terinfeksi, bahkan dengan pakaian pelindung mereka tetap bisa terkena karena tidak sengaja melakukan kontak,” kata pakar epidemiologi dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Columbia, Ian Lipkin.
Menurutnya, peluang para tenaga medis terkena virus itu dalam jumlah besar sangat memungkinkan, karena kondisi tubuh mereka kelelahan. Saat ini, jumlah tenaga medis yang terkena virus corona di Wuhan, China semakin bertambah, Pemerintah China terus mengirim bantuan dari wilayah lain.
Dikabarkan, jumlah korban meninggal setelah terinfeksi virus corona sampai hari ini, Rabu 12 Februari 2020 dilaporkan sudah mencapai 1,107 orang. Pemerintah Provinsi Hubei menyatakan sampai hari ini tercatat 1,105 orang yang meninggal akibat virus tersebut. Sementara, jumlah orang yang meninggal di luar China akibat virus corona sampai saat ini berjumlah dua orang, yakni di Filipina dan Hong Kong. (Red)