BERITA SANGGAU – Anggota DPRD Kabupaten Sanggau, Heri Wijaya mengaku, prihatin atas peristiwa yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22, Desa Kedakas, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) yang melakukan aksi yang tidak wajar diusia mereka yang melukai bagian tangannya dengan menggunakan silet belum lama ini.
Heri pun menghimbau, agar para orang tua dan guru sebagai pendidik lebih meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Ini pelajaranlah bagi kita semua, karena kita juga inikan orang tua. Pihak sekolah juga harus mengawasi. Karena anak-anak kita itukan kurang lebih 6-7 jamlah di sekolah, sisanya di rumah dan lingkungan bermain. Intinya awasi sama-samalah,” pesannya, Minggu (16/2/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Politisi Partai Perindo itu mengaku, bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak positif dan negatif, terutama bagi anak-anak.
“Setiap orang tua pasti sayang dengan anaknya. Apapun yang diminta pasti diberi, termasuk handphone. Tapi ingat, jangan dibiarkan begitu saja, awasi, batasi waktunya, jangan sampai mengganggu jam belajar,” ingatnya lagi.
Heri juga menyarankan kepada para orang tua yang tetap memberikan handphone kepada anaknya supaya meminta bantuan ahlinya yang bisa membatasi apa yang dibuka di youtube.
Para orang tua tambah Heri, bisa minta bantuan pihak conter HP yang mengerti untuk diatur pengaturannya. Jadi, tidak semua tontotan bisa mereka lihat, hanya konten-konten, tertentu yang sesuai usia mereka yang bisa ditonton.
“Saya berharap kita duduk semeja menyelesaikan ini, tidak perlu lagilah saling menyalahkan. Anak-anak ini tanggungjawab kita, bukan hanya orang tua dan pihak sekolah, tapi juga Pemerintah dan orang dewasa disekitar lingkungan bermainnya,” pungkas Heri. (TS)