BERITA JAKARTA – Aroma tak sedap mulai menguap di Kejaksaan Agung (Kejagung) sebuah Lembaga Negara yang melaksanakan kekuasaan Negara, khususnya di Bidang Penegakan Hukum dan Keadilan.
Usut punya usut diduga Kejagung tengah mengerjakan proyek “dagelan” intelijen bernama peralatan pengamanan kantor pada ruang publik sebesar Rp250 miliar Tahun Anggaran (TA) 2024.
Kenapa dagelan? Sebab publik tidak bisa mengetahui secara pasti apakah pekerjaan itu benar adanya ataukah hanya fatamorgana belaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lantaran, keberadaan lokasi pengerjaan proyek maupun Satuan Kerja (Satker) sebagai pengguna peralatan yang katanya di Bidang Intelijen saja tidak diketahuinya.
Meski demikian Matafakta.com telah berusaha mengkonfirmasi kepada Jamintel, Reda Manthovani, Sesjamintel Sarjono Turin hingga Direktur E Intelijen, Herry Hermanus Horo, Kamis 14 November 2024, tidak merespon.
Ada dugaan kuat proyek ratusan miliar itu sebagai arena bancakan para oknum pejabat di Kejagung meskipun dipoles untuk dalil keamanan internal.
Tengok saja profil PT. Anja Bangun Selaras (ABS) sebagai pemenang tender peralatan pengamanan kantor pada ruang publik di Kejagung, rasanya sangatlah sulit diterima dengan akal sehat.
Sebab, berdasarkan fakta dari hasil investigasi pada Rabu 6 November 2024, kantor PT. ABS yang terletak di area perkantoran Grand Wijaya Center di Jalan Wijaya II Jakarta Selatan, sangatlah jauh dari kesan layak sebagai pemenang orderan ratusan miliar di Kejagung.
Pasalnya, keberadaan kantor PT. ABS sebagai pemenang tender, ternyata masih satu atap dengan perusahaan lain, yakni PT. Spartan Eragon Asia (SEA) yang bergerak di bidang Migas.
Sebagai informasi, untuk korporasi PT. SEA menempati lantai satu dan lantai dua, sedangkan PT. ABS ditempatkan di lantai tiga.
“Kami kerja di PT. Spartan. Dan kami menempati lantai satu dan dua, sedangkan PT. ABS ada di lantai tiga,” ucap salah seorang pegawai, Rabu (6/11/2024).
Bahkan kantor bertingkat dengan kelir coklat itu, menurut keterangan sejumlah pegawai merupakan bekas dipakai Perbankan swasta.
Posisi bangunan kantor PT. SEA dan PT. ABS tak jauh sebatas mata memandang dari Polres Jakarta Selatan.
Kejanggalan Kejagung Vs PT ABS
Setali tiga uang dengan Kejagung. Disatu sisi jika garapan pihak Kejagung oleh publik tidak bisa dideteksi keberadaan lokasi pengerjaan, bentuk barang pengadaan maupun Satker di Kejaksaan sebagai user.
Sebaliknya disisi lain, perusahaan bisnis PT. ABS malah tidak memasang merek perusahaan diarea terbuka, lazimnya korporasi profesional.
Namun PT. ABS hanya menempelkan nama brand bisnisnya di dalam ruangan atau tepatnya di dinding ruang tamu dengan material arklirik berwarna putih.
Sangat sederhana dan masih jauh sekali dari kesan mewah desain logo sebuah perusahaan pemasok alat telekomunikasi dengan tender ratusan miliar tersebut.
Ada dugaan PT. ABS sengaja “menyembunyikan” logo perusahaan dari petugas pajak untuk menghemat retribusi pajak reklame. Maklum saja pajak reklame untuk sebuah perusahaan bisnis tidaklah murah.
Namun saat dikonfirmasi Dirut PT. ABS, Novian enggan respon telepon maupun pertanyaan yang diajukan Matafakta.com melalui aplikasi WhatsApp, Kamis 7 November 2024. (Sofyan)
Bersambung…….