BERITA BEKASI – “Bang HK atau Bang Heri Koswara menurut saya adalah orang yang paling layak jadi calon Walikota Bekasi,”
Hal itu, dikatakan Ketua Yayasan Kebudayaan Orang Bekasi (KOASI), Sarin Sarmadi atau biasa disapa Bang Ilok, ketika berbincang ringan dengan Matafakta.com, Sabtu (6/4/2024).
Selain berpengalaman 6 periode di Legislatif beliau adalah putra asli Bekasi yang tentunya sudah sangat faham permasalahan yang ada di Kota Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bukan itu saja, kata Sarin yang membuat beliau pantas sebagai Walikota Bekasi, karena beliau mempunyai silsilah yang sangat jelas.
“Beliau (KH) sebagai keturunan para Alim Ulama yang memang menjadi panutan diwilayah Kota Bekasi bahkan Nasional,”jelasnya.
Buyut beliau kong Haji Nasimun bin Derasip adalah keturunan Syeh Muhidin salah satu Tokoh Ulama yang menyebarkan Islam di wilayah Bekasi.
“Bang HK adalah keturunan dari H. Shidiq bin Haji Mujtaba Bin kong Nasimun. Makam Syeh Muhidin sendiri berada di wilayah tak jauh dari Ponpes Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah,” ungkapya.
Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah (YAPIDH) itu didirikan KH. Mohammad Shidiq yang tak lain merupakan ayahanda bang HK (Heri Koswara).
“Posisinya bersebelahan dengan Lapangan Bola Imola yang kalau dari arah barat sekitar 100 meter diatas Komplek Purigading,” tuturnya.
Masih kata Sarin, Syeh Muhidin kalau ditarik dari silsilah sejarahnya beliau masih ada keturunan Syeh Jakfar Shidiq atau Syeh Maulan Malik Ibrahim dari Syeh Muhidin bin Muhammad Alwi bin Syeh Muhammad Jamaksari bin kiai Basri Tubagus Ahmad bin Hasan Sadeli bin Tubagus Umar bin kiai Tubagus Sholihin bin Syeh Ahmad bin Syeh Syihab Dzafar Shodiq bin Maulan Malik Ibrahim.
Sekitar tahun 80an penulis mengalami benar YAPIDH yang masih menjadi sekolah Madrasah adalah salah satu central tempat anak-anak pribumi sekitar bahkan dari Kampung Sawah dan Pondok Melati.
“Mengenyam pendidikan agama Islam dan kala itu Kampung Pedurenan memang sudah terkenal dengan sebutan Kampung santri,” imbuhnya.
Banyak anak -anak pribumi yang mengenyam pendidikan agama diluar daerah ketika pulang mendirikan Madrasah dan Pesantren salah satunya adalah almarhum Baba Haji Shidiq yang mendirikan Madrasah disekitar pinggiran Rawa Budug.
“Rawa Budug itu yang kalau musim penghujan tempat berenang, tapi kalau musim kemarau menjadi lapangan atau tempat bermain bola anak-anak sekitar,” kenangnya.
Pedurenan sebuah Kampung yang penuh dengan ruh sejarah perjuangan selain adanya Syeh Muhidin sekitar tahun 1855 kong Haji Dehir salah satu Tokoh pejuang yang asli Kampung tersebut yang makamnya juga tak jauh sebelah timur dari YAPIDH.
“Pada masa itu, sudah menggelorakan semangat perjuangan melawan penjajah bahkan sebelum adanya Kiai Nur Ali sang Singa Bekasi yang sangat melegenda tersebut,” ucapnya.
Perjuangan Kong Dehir diteruskan oleh keponakan beliau Tabrani Kaseer yang makamnya ada di Jalan Penghulu sekitaran Pondokgede yang ternyata beliau juga asli orang Kampung Pedurenan.
“Tabrani Kaseer adalah asisten wedana atau setingkat Camat dari daerah kekuasaan Mester Cornellis (Pemerintahan Belanda) yang memberontak pada pimpinannya yang bersikap sewenang -wenang pada masyarakat pribumi,” ujarnya.
Jadi kalau bang HK, tambah Sarin menjadi Walikota Bekasi beliau memang pantas, karena darah para pejuang mengalir dalam aliran darahnya.
Pedurenan adalah Kampung santri dan Kampung para pejuang dan sudah sepantasnya kalau bang HK melanjutan perjuangan para leluhurnya yang dulu melawan penjajahan Belanda.
“Kini Bang HK (Heri Koswara) sudah saatnya berjuang untuk memajukan Kota Bekasi tempat kelahiranya sebagai Walikota Bekasi,” pungkas Sarin. (Dhendi)