BERITA BEKASI – Warga dilingkungan RW 08, Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, kecewa anak-anak di wilayahnya tidak masuk dalam jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 13 Kota Bekasi.
“Ya, karena tidak komitmen kalau memakai domisili bilangnya ngak bisa, tapi ternyata ada siswa yang memakai domisili bisa,” terang Ketua RT 08/RW 08, Rudi Erlindo kepada Matafakta.com, Rabu (12/7/2023).
Padahal, sambung Rudi, ditemukan data calon siswa yang masuk dari jalur zonasi berasal dari wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun anehnya, dalam sistem PPDB di SMAN 13 Kota Bekasi lokasi domisili hanya berjarak 400 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini ada data calon siswa yang masuk jalur zonasi dari Duren Sawit, Jakarta Timur. Sementara keponakan saya yang memang warga disini malah tidak masuk jalur zonasi,” ungkapnya kecewa.
Dikatakan Rudi, pihaknya sebenarnya tidak mau mempermasalahkan adanya ‘permainan’ jalur zonasi di SMAN 13 Kota Bekasi. Namun sayangkan, justru calon siswa yang jelas tinggal di lingkungan sekolah tidak diakomodir dalam jalur zonasi SMAN 13 Kota Bekasi.
“Inikan tidak adil namanya, masa yang jauh-jauh dari luar kota bisa masuk, tapi yang jelas di depan mata malah tidak masuk. Sulitnya buat pendidikan anak,” keluhnya.
Sementara itu, Pimpinan Yayasan Baitul Qur’an Al-Serui, Ustadz Muksin Seri juga merasakan hal yang sama. Pasalnya, dari 4 santri anak yatim yang didaftarkannya hanya satu santri yang diterima di SMAN 13 melalui jalur zonasi.
Diakui Ustadz Muksin, dari empat siswa yang didaftarkannya memang hanya satu siswa yang memiliki domisili di Kota Bekasi. Kendati demikian yang 3 siswa lagi sudah tinggal sejak lama dilingkungan RW 08 dan bersekolah di SMP lingkungan setempat.
“Jika bicara harapan, kita berpatokan pada hadits yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Mudah-mudahan ini menjadi perhatian pihak SMAN 13 Kota Bekasi,” pungkasnya. (Edo)