BERITA JAKARTA – Menarik mengulik apa yang disampaikan Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri yang menyatakan, dirinya ingin mengoreksi sebab selama ini ada kesan justru hanya relawan yang memenangkan Capres. Padahal menurut aturan, kata dia, peserta Pemilu adalah Partai politik, disalah satu media online Nasional.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen mengatakan, sesungguhnya apa yang disampaikan mantan Presiden RI ke-5 itu adalah benar sebagaimana Undang-Undang (UU) Nomor: 2 Tahun 2011, tentang perubahan atas UU Nomor: 2 Tahun 2008, tentang Partai Politik.
“Jelas disebutkan bahwa tugas dan fungsi Partai politik, sejatinya bila itu dilakukan secara konsekuen maka posisi relawan dengan sendirinya meredup,” kata Samuel F. Silaen kepada Matafakta.com, Senin (5/6/2023) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Flashback, kalau tidak ada gelombang relawan maka bisa saja ketika Joko Widodo (Jokowi) maju di DKI Jakarta dan Pilpres tidak menang, cerita relawan akan beda. Suka tidak suka relawan, Presiden Jokowi telah menikmati dan merasakan dukungan gelombang massa relawan hingga Jokowi mendulang kemenangan sampai terpilih dua periode.
“Kalau bahas relawan, tidak akan ada habisnya, apalagi sampai mempertentangkannya dengan Partai politik, karena dibalik menjamurnya relawan di era multi-Partai saat ini, justru sedikit banyak memberikan keuntungan kepada Partai. Seharusnya Partai politik demikian memiliki basis massa pendukung (anggota, kader) yang menjadi basis massa Partai politik,” jelas Silaen.
Namun uneg-uneg yang dilontarkan Ketua Umum Partai Moncong Putih itu tak akan ‘terucap’ bila tidak ada sesuatu yang mengganjal dibenaknya? Apakah keberadaan relawan itu menegasikan Partai politik atau justru menguntungkan bagi Partai politik?.
“Relawan bergerak selama aspirasi yang sedang diperjuangkan diakomodir oleh Partai politik. Jika tidak maka akan terjadi swing voter,” ungkap aktivis Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu.
Ending dukungan relawan tersebut Partai politik mendapat legitimasi untuk berkuasa dan mengurus hajat hidup orang banyak. Rakyat kembali sebagai relawan minta diurus sandang, pangan dan papan yang dibutuhkan rakyat.
“Sesederhana itulah relawan, sampai disitu sudah senang dengan keberadaan mereka sebagai relawan. Sementara ‘pentolan‘nya berharap dapat ‘kue- kue’ kekuasaan yang sudah digapai Capres-Cawapres,” beber Mantan Fungsionaris DPP KNPI itu.
Fenomena menjamurnya relawan di musim hujan Capres-Cawapres, meskipun tidak ada hubungannya secara langsung dengan Partai politik, namun memiliki kedekatan nilai-nilai perjuangan dan ikatan emosional ideologi yang sama dengan Partai politik tertentu, tapi enggan bergabung ke Partai.
Menurut Silaen, jadi relawan lebih bebas untuk bergerak atau sekedar bersuara kritis sementara bila jadi pengurus atau petugas Partai terikat dengan aturan dan suasana kebatinan internal Partai politik. Yang kalau dilanggar bisa dipecat tergantung pada tingkat teguran.
“Terkait ucapan Ketua Umum PDI-P itu sebenarnya menyindir Partai lain atau siapa gitu? Megawati Soekarnoputri seperti sedang gelisah melihat kondisi yang ada, tupoksi Partai politik diambil alih oleh relawan, sehingga Partai politik seperti sedang disetir oleh pemodal lewat relawan,” pungkas Silaen. (Indra)