SOBAT, Bekasi hari ini merupakan hari Nelayan Nasional, dimana Kabupaten Bekasi sendiri secara demograpi memiliki garis Pantai ratusan kilometer diutaranya yang dimulai dari Cilincing Jakarta Utara sampai Karawang Batu Jaya, Jawa Barat.
Terdapat ratusan ribu warga Bekasi yang mengadu nasib menjadi Nelayan Traditional di tiga Kecamatan meliputi Muara Gembong, Babelan dan Cabang Bungin.
Periode akhir 80-an pesisir Kabupaten Bekasi adalah daerah petro dollar yang banyak menjadi magnet bagi pendatang dari Cirebon dan Indramayu maupun Jakarta, karena ikan begitu melimpah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun relalitas sosial nelayan di Utara Bekasi kini menjadi paradoks gerombolan ikan makin menjauh dari bibir Pantai dan otomatis mengurangi tingkat pendapatan nelayan dalam tingkat yang ekstrim.
Salah satu faktornya adalah banyaknya volume sampah plastik dan air sisa aktivitas masyarakat maupun Industri yang berdiri pada Garis Sepadan Sungai (GSS) yang mengalir melalui Kali CBL, Kali Bekasi, Kali Citarum, Ciherang dan Kali Cikarang.
Ketika sampah sampai hilir, sampah tersebut menutupi tunas dari Mangrove yang merupakan ekosistem air laut sehingga mengurangi populasi ikan yang akan bertelur dan kualitas air menurun (blue water decline quality)
Sobat, Warga Bekasi dalan hal ini kami memberi pesan kepada semua warga agar menyudahi nmembuang sampah ke Sungai atau Kali agar nelayan bisa tersenyum lebar dan jala-jala mereka terisi ikan kembali sampai ke meja makan kita.
Dan sebenarnya ini adalah cara yang strategis serta mudah dalam jangka pendek guna mengurangi tingkat kemiskinan para nelayan di Utara Bekasi. (***)
Penulis: Jhon Smokers dir Litbang Bambu Foundation