Diduga, Raja Sapta Oktohari Lindungi DPO Natalia Rusli dari Jeratan Hukum

- Jurnalis

Minggu, 5 Maret 2023 - 17:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Daftar DPO Natalia Rusli

Foto: Daftar DPO Natalia Rusli

BERITA JAKARTA – Citra polri terutama Polda Metro Jaya sudah pada titik terendah. Kali ini dibuktikan lagi dimana ada seorang DPO Natalia Rusli atas laporan polisi Polda Metro Jaya yang dilimpahkan ke Polres Jakarta Barat, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan kabur dari panggilan polisi untuk penyerahan ke Kejaksaan sehingga dijadikan DPO (Daftar Pencarian Orang) sejak Desember 2022.

Alasan tidak bisa mencari keberadaan DPO Natalia Rusli, selama 3 bulan Polisi tidak melakukan penangkapan.

Hingga hari ini Minggu, 5 Maret 2023, para korban Natalia Rusli menginformasikan ke penyidik Polres Jakarta Barat bahwa DPO Natalia Rusli ada dan terlihat di Grand Heaven Pantai Indah Kapuk (PIK) Rumah duka untuk melayat ibunya agar segera dilakukan penangkapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Anehnya, malah kata penyidik atas perintah Kanit, Raja Sapta Oktohari meminta agar jangan ditangkap Natalia Rusli hingga Senin untuk bisa menguburkan ibunya. Saya bingung, ini DPO kabur kok tidak ditahan, anehnya atas perintah Raja Sapta Oktohari. Siapa ini Raja Sapta Oktohari? Ternyata Raja Sapta Oktohari adalah boss dari Natalia Rusli yang melindunginya dari jeratan hukum,” kata salah satu korban Natalia Rusli.

Baca Juga :  Prof. Asep Mulyana Resmi Jabat Ketum Persaja Periode 2025-2027

Atas perintah Raja Sapta Oktohari? Bukankah pimpinan Polri adalah Listyo Sigit sebagai Kapolri dan Fadil Imran sebagai Kapolda? Apakah benar opini yang beredar bahwa Polisi adalah peliharaan Penjahat? Jika polisi tidak berani menahan DPO yang tidak kooperative maka benar sudah opini negative terhadap institusi Kepolisian tersebut.

Sementara itu, Kadiv Humas LQ Indonesia Law Firm, Advokat Bambang Hartono, SH, MH menilai tindakan penyidik dan Kanit Polres Jakarta Barat tidak mau menangkap DPO Tersangka Natalia Rusli merupakan dugaan tindak pidana dan pelanggaran kode etik Polri.

“Alasan yang disampaikan Polres Jakarta Barat bahwa memberikan waktu DPO untuk melayat sampai Senin baru ditangkap, salah besar. Ini bisa didugakan tindak pidana pembiaran. Kenapa? Hukum acara pidana menyatakan bahwa tersangka yang tidak kooperative bahkan sampai kabur sudah sepatutnya dikenakan penangkapan dan penahanan,” tegas Bambang.

Setelah ditahan, lanjut Bambang, barulah diberikan kesempatan untuk melayat, tentunya dengan kawalan ketat kepolisian agar tersangka boleh menengok Ibunya yang meninggal. Tahanan juga punya hak asasi untuk melayat demi kemanusiaan, tapi tidak dalam kondisi bebas melainkan dalam pengawalan kepolisian.

“Jadi ini salah kaprah jika Polisi menolak menangkap DPO, itu akan merusak citra Polri,” ulas Bambang kecewa.

Baca Juga :  Tahun 2025 Momentum Prabowo-Gibran Hukum Menjadi Penglima

LQ Indonesia Law Firm menambahkan bahwa Kapolri wajib memeriksa Polres Jakarta Barat dan Raja Sapta Oktohari, jika benar Polres Jakarta Barat mengikuti instruksi Raja Sapta Oktohari maka dapat dipastikan, hancurlah sudah reputasi dan marwah Polri sebagai penegak hukum, dan mulailah era dimana Polri sebagai pelayan penjahat.

“Ini sangat melukai hati masyarakat. Bukan hanya tumpul ke atas tapi Polisi dijadikan oknum pelayan dan pelindung para penjahat kerah putih. LQ Indonesia Law Firm sebagai institusi penegakan hukum meminta agar Kapolri segera bertindak tegas demi reputasi Polri yang kami cintai,” ujarnya.

Ini LQ sampaikan bukti foto-foto kendaraan Natalia Rusli fimana Alphard hitam nomor B 2 MTG bahkan adalah plat PALSU. Polri sama sekali tidak ada wibawa dan dilecehkan oleh Natalia Rusli yang merasa diatas hukum memakai plat palsu. Saat ini Natalia Rusli ada di Grand Heaven dan sesumbar bahwa Polisi ada dalam gengaman dirinya dan Raja Sapta Oktohari.

“Bisa di lihat dari media, Natalia Rusli berulang kali sesumbar bahwa dirinya kebal hukum, dan sepertinya ucapan Natalia Rusli sangat benar. Hukum bukan lagi panglima, tapi uang adalah panglima,” pungkas Bambang. (Indra)

Berita Terkait

Pengusaha Tommy Uno Gelar Resepsi Pernikahan Putrinya Silvia Valentina Uno
Kejati Kalbar Kasasi Vonis Bebas Kasus Tambang WNA Asal China
Laporan Ditolak, LQ Indonesia Law Firm: Apa Gunanya Komisi Yudisial
Kejagung-Komjak Sepakat Optimalkan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Rakernas Kejaksaan 2025 Rekomendasikan 8 Program Kerja Prioritas
Jaksa Agung Tutup Rakernas Kejaksaan RI
Soal Saldo e-Money, KOPAJA Minta APH Audit TransJakarta
Sidang Korupsi DJKA Muncul Galangan Dana Dukungan Pilpres 2019   
Berita ini 128 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 18:30 WIB

Pengusaha Tommy Uno Gelar Resepsi Pernikahan Putrinya Silvia Valentina Uno

Sabtu, 18 Januari 2025 - 17:52 WIB

Kejati Kalbar Kasasi Vonis Bebas Kasus Tambang WNA Asal China

Jumat, 17 Januari 2025 - 19:39 WIB

Laporan Ditolak, LQ Indonesia Law Firm: Apa Gunanya Komisi Yudisial

Kamis, 16 Januari 2025 - 22:39 WIB

Kejagung-Komjak Sepakat Optimalkan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Kamis, 16 Januari 2025 - 22:27 WIB

Rakernas Kejaksaan 2025 Rekomendasikan 8 Program Kerja Prioritas

Berita Terbaru

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar

Berita Utama

Kejati Kalbar Kasasi Vonis Bebas Kasus Tambang WNA Asal China

Sabtu, 18 Jan 2025 - 17:52 WIB

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman

Megapolitan

Tilang Elektronik Bakal Dikirim ke WhatsApp, Begini Penjelasannya

Jumat, 17 Jan 2025 - 20:54 WIB

LQ Indonesia Law Firm

Berita Utama

Laporan Ditolak, LQ Indonesia Law Firm: Apa Gunanya Komisi Yudisial

Jumat, 17 Jan 2025 - 19:39 WIB