BERITA JAKARTA – Batu akik mulai menggeliat, terlihat saat diadakannya ajang Bacan Rock Show IV di Jakarta Gemas Centre atau yang lebih dikenal dengan Pasar Batu akik Rawa Bening, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pada Minggu (5/2/2023).
Ratusan pecinta batu Bacan dari berbagai wilayah Indonesia turut hadir menampilkan koleksi batu mereka.
Ketua Panitia Bacan Rock Show IV, Ekhy mengatakan, kontes ini diselenggarakan untuk menghidupkan kembali semangat para pecinta dan kolektor batu akik yang sebelumnya sempat pudar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk membangun semangat kolektor batu yang sudah lesu. Malah sekarang banyak pemain baru yang ikut andil,” kata Ekhy di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/2/2023).
Dengan adanya ajang ini, diharapkan akan semakin banyak pecinta batu yang muncul, sehingga roda perekonomian di Pasar Rawa Bening dan bahkan secara luas kembali meningkat.
Pasalnya pamor Indonesia sebagai penghasil batu akik sudah mendunia, bahkan memiliki nilai ekspor yang menjanjikan sehingga dapat mendongkrak perekonomian.
“Kegiatan hari ini diikuti sebanyak 205 peserta dari se-Indonesia. Medan, Makassar, Semarang, Cirebon, Tangerang, Lampung, Lubuk Linggau, Padang. Jumlah peserta sekarang melonjak,” ujarnya.
Menggeliatnya pecinta batu akik,khususnya Bacan terlihat saat meningkatnya peserta Bacan Rock Show di Pasar Rawa Bening sebanyak 205 peserta dari beberapa daerah di Indonesia.
Sebelumnya, pada acara pertama dan kedua jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tercatat berkisar 180, sementara pada ajang ketiga turun menjadi sekitar 173
“Yang dinilai dalam Bacan Rock Show ini visual, meskipun dari jauh sudah kelihatan nyala. Warnanya, kebersihan (bening), potongan dan bentuk batu. Kategorinya ada banyak,” tutur Ekhy.
Di antaranya kategori untuk Bacan Klasik, Bacan Modern, Bacan Semi Cokelat dan Bacan Semi Warna yang memiliki harga beragam, bahkan banyak mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Pasar Rawa Bening, Ahmad Subhan menuturkan kontes batu akik seperti Bacan Rock Show IV dapat meningkatkan perekonomian dalam jangka panjang.
Pasalnya batu akik yang menjurai kontes harganya akan naik sehingga memikat banyak orang untuk datang ke Pasar Rawa Bening, baik untuk berbelanja atau datang ke pengrajin.
“Kalau untuk pemenang kontes istilahnya uang pembinaan, tapi untungnya justru bukan dari situ. Setelah kontes dan dapat sertifikat baru harganya melambung jauh. Di sini juga ada pengrajin,” kata Subhan.
Subhan menuturkan selama ini Pasar Rawa Bening sudah menjadi destinasi bagi pecinta batu akik dan benda warisan budaya Indonesia, bahkan bagi tamu dari mancan negara.
Bahkan beberapa waktu lalu pihak kedutaan Korea, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris datang untuk mengetahui lebih dalam batu akik asli Indonesia dan benda warisan budaya lain.
“Kita didukung Sudin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Timur. Pihak kedutaan datang melihat batu-batu asli Indonesia, kita sampaikan bukan hanya ada Bacan, Pandan dan lain-lain,” ujarnya.
Subhan menuturkan Pasar Rawa Bening kini memiliki 10 laboratorium untuk menguji kualitas batu akik, sehingga kolektor tidak perlu khawatir dengan kualitas batu mereka beli.
Menurutnya aktivitas jual beli di Pasar Rawa Bening bahkan tidak banyak terdampak ketika dua tahun pandemi Covid-19 melanda, karena para pedagang banyak menjual secara online.
“Enggak terpengaruh Covid-19. Peminat tetap ada, karena selain transaksi manual ada online. Ada pedagang yang menjual sampai ke Amerika. Nanti sebelum Puasa juga kita akan ada kegiatan lagi,” pungkasnya. (Stave)