BERITA BEKASI – Berdirinya Yayasan Jiwa Seni Indonesia (YJSI) bukan sekedar menjadi wadah kepedulian bagi para seniman panggung, tapi juga kepedulian terhadap keadaan sosial masyarakat seperti kemiskinan, kesehatan, bencana alam dan sebagainya.
Ketua Umum (Ketum) Yayasan Jiwa Seni Indonesia (YJSI) Sutiyono mengatakan, bakti sosial merupakan suatu kegiatan wujud dari rasa kepedulian terhadap sesama manusia dimana kegiatan ini diharapkan dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap orang lain.
“Ini adalah bentuk kelola sosial budaya yang menjadi agenda wajib YJSI untuk bisa membantu atau peduli dengan sesama selain kegiatan pokok YJSI sebagai wadahnya para seniman panggung,” kata Sutiyono saat berbincang ringan dengan Matafakta.com, Senin (3/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain amal kebaikan, lanjut Sutiyono, kegiatan sosial juga bisa membangun kepercayaan diri seseorang. Salah satunya, ketika seseorang bisa menuntaskan tanggung jawabnya dalam kegiatan yang memberikan manfaat bagi orang lain.
“Terlebih lagi, ketika mereka turut memberi kontribusi dari keahlian atau kemampuan yang mereka dimiliki. Contoh penggalangan dana yang sering kita lakukan dengan menurunkan para penyanyi yang tergabung di YJSI,” tuturnya.
Mereka, sambung Sutiyono, menyumbangkan suaranya atau bakatnya untuk menarik masyarakat para penyumbang untuk menyisihkan sendikit rezeki mereka untuk membantu atau peduli dengan sesama sesuai tema penggalangan dana yang digelar.
“Terkadang, seseorang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dimana yang dilakukan itu memiliki banyak manfaat dan tidak berorientasi pada keuntungan. Atas dasar itulah kegiatan sosial akan selalu melibatkan partisipasi dari masyarakat,” ucapnya.
Masih kata Sutiyono, pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial ketika berada di lingkungan sosial maka mereka akan melakukan perannya masing-masing. Peran ini sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki dan bukan untuk kepentingan pribadi.
“YJSI sempat vaccum manggung selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19, karena harus mengikuti aturan Pemerintah. Setelah adanya pelonggaran, Insya Allah YJSI dalam waktu dekat akan mulai kembali berkarya,” katanya penuh semangat.
YJSI Sebagai wadah, lanjut Sutiyono, para seniman panggung, tidak hanya memikirkan nasib para anggotanya yaitu para komunitas-komunitas yang bergabung, tapi juga memikirkan keadaan sosial masyarakat yang nantinya menjadi bekal kebaikan dengan berbagi rezeki yang kita dapatkan.
“Alhamdulillah, YJSI baru mau berusia 3 tahun sudah banyak melakukan giat bakti sosial baik kesehatan masyarakat maupun mencana alam nasional, termasuk turun langsung ke daerah-daerah bencana alam untuk memberikan sumbangan atau bantuan hasil penggalangan dana,” imbuhnya.
Usia YJSI baru mau masuk tahun ke-3, tapi sempat vaccum 2 tahun karena adanya pandemi Covid-19. Artinya satu tahun YJSI kiprahnya sudah cukup luar biasa. Dimassa pandemi pun YJSI tetap bergerak secara berlahan dalam artian giat sosialnya, tapi tidak untuk giat panggung yang sempat menggoyah perekonomian para anggotanya.
“Dengan kembali bangkit, semoga YJSI kali ini bisa berkarya lagi dan kembali memulai visi visinya menjadi wadah atau organisasi para seniman khususnya seniman panggung yang nantinya dapat membawa manfaat bagi para anggota dan masyarakat banyak…Amin,” pungkas Sutiyono. (Mul)