Disinyalir Terlibat Investasi Bodong, Raja Sapta Oktohari Didesak Mundur  

- Jurnalis

Jumat, 21 Januari 2022 - 10:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Raja Sapta Oktohari

Raja Sapta Oktohari

BERITA JAKARTA – Kuasa hukum para korban investasi PT. Mahkota Properti Indo Permata (PT. MPIP) dan OSO Sekuritas serta para korban dan masyarakat memohon agar Presiden Jokowi mencopot Raja Sapta Oktohari (RSO) dari jabatannya sebagai Ketua Komite Olimpiadi Indonesia (KOI).

Permintaan pencopotan itu, agar tidak menimbulkan kontroversi dan menganggu jalannya proses penyidikan karena diketahui kasus dugaan penipuan, penggelapan, pidana Perbankan dan pencucian uang dengan terlapor Raja Sapta Oktohari di Polda Metro Jaya (PMJ) sudah naik ke penyidikan.

Dorongan pencopotan RSO semakin kuat melalui petisi online dari para korban investasi bodong Mahkota agar jabatan Raja Sapta Oktohari dicopot dari Ketua KOI untuk memberikan kesempatan dalam menghadapi kasus hukum yang menimpa anak dari politisi Oesman Sapta Odang (OSO).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Desakan pencopotan RSO sebagai Ketua KOI beralasan karena terlapor Raja Sapta Oktohari disinyalir selalu berlindung dibalik kesibukannya sesuai Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) kepolisian bahwa yang bersangkutan sudah 6 kali mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya.

“Kami sudah terima SPDP dari Ditreskrimsus 17 Januari 2022 tembusan ke Kejati yang juga ditembuskan ke terlapor RSO. Dengan naiknya kasus ini, jika berikutnya RSO masih mangkir maka penyidik punya wewenang untuk menjemput paksa sesuai KUHAP,” kata Sugi selaku Kabid Humas LQ Indonesia Law firm, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga :  Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah

Semua berharap, sambung Sugi, terutama para masyarakat korban investasi kepada Presiden agar bisa bersikap bijak dan memperhatikan rasa keadilan ditengah masyarakat. Bukti video Raja Sapta Oktohari saat mengajak para investor menaruh dana dengan iming-iming bunga dan dividen yang akhirnya baru beberapa bulan gagal bayar.

“Bapak Presiden yang saya hormati, tonton video Raja Sapta Oktohari di kanal Youtube LQ Indonesia Law Firm sebagai bukti bahwa ada dugaan keterlibatan RSO yang menjabat sebagai Direktur Utama PT. Mahkota yang gagal bayar,” kata Sugi.

Sebaiknya, Raja Sapta Oktohari segera dicopot dari Jabatannya sebagai Ketua KOI untuk sementara menjalani proses penegakkan hukum agar tidak menganggu penyidikan polisi. Sebelumnya, dalam proses penyelidikan sudah 6 kali RSO dipanggil polisi mangkir dengan alasan kesibukan kerjanya.

“Mohon bapak Presiden memperhatikan rasa keadilan, karena sudah ada korban investasi bodong yang sakit, meninggal hingga bunuh diri. Biarkan Polisi menyidik dan proses hukum berjalan tanpa hambatan. Nanti jika tidak terbukti bersalah bisa diangkat kembali, namun jika terbukti bersalah maka tidak akan mengotori nama baik Pemerintah,” jelas Sugi.

Baca Juga :  Dugaan Proyek "Dagelan" Intelijen di Kejaksaan Agung

Kami menghimbau agar para peserta PKPU gagal bayar PT. Mahkota Properti Indo Permata (MPIP) yang ingin dibantu segera hubungi hotline LQ 0817-489-0999 agar segera membuat laporan polisi, karena info yang kami dapat cicilan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) PT. Mahkota juga mandek.

“Cicilan PKPU para pelapor pidana di LQ Indonesia Law Firm malah sudah 2 kali dibayarkan, namun klien kembalikan karena klien tahu bahwa itu hanya modus agar menjadi alasan untuk menghentikan pidana. Para klien LQ sudah tidak percaya RSO punya itikat baik, makanya mereka lapor pidana ke polisi,” ungkap Sugi.

Jangan buang-buang waktu agar para korban yang ikut PKPU jangan terbuai dengan rayuan modus PKPU. Sejarah membukti tidak ada 1 pun PKPU gagal bayar yang dibayar lunas, bahkan tidak ada sampai 30 persen, lihat saja, First Travel, Millenium, Cipaganti, BSS, BBC, semua PKPU mereka gagal bayar dan berujung pailit.

“Mari para korban investasi bodong untuk sadar dan bergabung berjuang melawan dan membasmi para pelaku investasi bodong yang mengakali uang masyarakat hingga ratusan miliar bahkan ratusan triliun. Ini kejahatan yang luar biasa dibalik modus investasi,” pungkasnya. (Indra)

Berita Terkait

Membongkar Dugaan Korupsi Alat Intelijen di Kejaksaan Agung
Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum
Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung
Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung
Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi
Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan
Netralitas Pemerintah Pada Pilkada 2024 di Jawa Tengah
LQ: Jangan Jadikan Drs. Hijanto Fanardy Menjadi Pengemis Keadilan
Berita ini 47 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 09:03 WIB

Keterpilihan Pimpinan KPK Gambaran Buruk Independensi Penegakan Hukum

Jumat, 22 November 2024 - 08:33 WIB

Publik Meragukan Proyek Intelijen Kejagung

Kamis, 21 November 2024 - 09:55 WIB

Dugaan Proyek “Dagelan” Intelijen di Kejaksaan Agung

Rabu, 20 November 2024 - 08:16 WIB

Modus Proyek PL, Celah Oknum Petinggi Kejagung Untuk Korupsi

Selasa, 19 November 2024 - 08:03 WIB

Miris…!!!, Kantor Pemenang Tender Ratusan Miliar Kejagung Tak Punya Karyawan

Berita Terbaru

Duet Heri Koswara-Sholihin di Pilkada Kota Bekasi 2024

Seputar Bekasi

Diterpa Isue Miring Tak Pengaruhi Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin

Sabtu, 23 Nov 2024 - 21:35 WIB

Foto: Heri Koswara & Sholihin

Seputar Bekasi

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Heri Koswara-Sholihin Terus Meroket

Sabtu, 23 Nov 2024 - 20:37 WIB

Foto: Saat Petugas Kepolisian Melakukan Olah TKP di Lokasi Kejadian di Depan Gedung PWI Bekasi Raya

Seputar Bekasi

Ini kata Terduga Pelaku Penganiaya Wartawan di Depan Gedung PWI Bekasi

Sabtu, 23 Nov 2024 - 14:49 WIB