BERITA SEMARANG – Jelang tahun ajaran baru 2021/2022 persiapan tatap muka, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima terapkan model Blended Hybrid dan Ge Nose C19.
Pada kesempatan ini, YPI Nasima, menggelar simulasi pembelajaran tatap muka dan pengoperasian Ge Nose C19 sebagai pendeteksi Covid-19.
YPI Nasima dalam masa kenormalan baru dunia pendidikan ini pembelajaran daring tetap diteruskan, dengan diselingi pembelajaran luring atau tatap muka terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr. Indarti MPd menyampaikan, pembelajaran luring terbatas dilaksanakan sesuai pedoman dari Dinas Pendidikan, yakni diikuti maksimal 25 persen atau 50 persen dari jumlah peserta didik dua kali dalam seminggu selama 2 jam dengan prokes ketat.
“Ijin orang tua menjadi hal yang paling utama. Sesuai situasi kondisi masing-masing orang tua bisa memilih opsi pembelajaran daring diselingi luring terbatas, atau memilih opsi pembelajaran daring saja bagi anak-anaknya,” kata Indarti usai simulasi di SD Nasima, Kamis (17/6/2021).
Disampaikan, guna melayani peserta didik yang diijinkan ikut pembelajaran daring plus luring terbatas dan peserta didik yang hanya bisa ikut pembelajaran daring saja, sekolah Nasima memilih model Blended Hybrid Learning, gabungan antara model Blended Learning dan Hybrid Learning.
“Blended Learning adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka di kelas nyata dengan pembelajaran daring di kelas virtual dan belajar mandiri,” ujarnya.
Sedangkan Hybrid Learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan perangkat teknologi dan internet untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik melalui tatap muka di kelas maupun daring.
Menurutnya, sekolah Nasima baik KB-TK, SD, SMP dan SMA memadukan kedua model tersebut, sehingga pembelajaran luring dan daring dapat dilaksanakan sekaligus dalam satu waktu.
Sementara persiapan yang dilakukan sekolah Nasima secara sistematis diantaranya memfasilitasi semua guru dan tenaga kependidikan sudah divaksinasi Covid-19 secara lengkap, menyediakan sarana prasarana prokes lengkap, termasuk alat GeNose C19 sebagai pendeteksi Covid-19 pada guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan lainnya.
“Juga dilaksanakannya simulasi model Blended Hybrid Learning, dan lainnya,” tandas Indarti.
Menurutnya, simulasi tersebut sangat penting dilaksanakan agar semua pihak baik guru, orang tua maupun peserta didik dapat menyiapkan dan menyesuaikan diri dengan paradigma pembelajaran pada masa new normal yang akan diterapkan di Nasima.
Nasima sendiri telah menyiapkan 12.700 Ge Nose yang sudah mulai dijalankan pada bulan Mei 2021. Dari 12.700, SD Nasima paling banyak yang menggunakannya, yakni sekitar 7000.
“Pada akhir simulasi Blended Hybrid Learning, kita melakukan evaluasi menyeluruh agar pada ajaran tahun baru nanti kita bisa runing dengan layanan pendidikan yang berkualitas dengan prokes ketat,” pungkasnya. (Nining)