BERITA BEKASI – Puluhan mahasiswa dari korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Puteri Universitas Mitra Karya, STIE Tribuana dan STIT Marhalah Al’ Ulya menggelar aksi unjuk rasa di depan Polres Kota Bekasi, Kamis (22/4/2021) kemarin.
Aksi tersebut juga bersamaan dengan peringatan “Hari Kartini” di Indonesia dengan mengangkat isu banyaknya kekerasan serta pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kepada Matafakta.com, Ketua PMII Puteri Umika, Indah mengatakan, maraknya kasus kekerasan di Kota Bekasi membuat resah masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Catatan DPPPA, sambung Indah, mengenai kekerasan anak pada tahun 2019 mencapai 197 kasus. Lalu tahun 2020 mencapai 196 kasus dan tahun 2021 kurang dari setengah tahun sudah mencapai 37 kasus.
“Belum lama ini terjadi beberapa kasus pelecehan terhadap perempuan yang diduga dilakukan oknum Lurah Pekayon Jaya yang sampai saat ini tidak terdengar lagi kasusnya,” sindir Indah.
Setelah itu, lanjut Indah, peritiwa pemerkosaan seorang anak disabilitas yang dilakukan Linmas di daerah Kelurahan Duren Jaya, Kota Bekasi.
“Sekarang, kejadian lagi kekerasan seksual terhadap anak perempuan dibawah umur PU (15) yang dilakukan terduga AT (21) anak dari salah satu Anggota DPRD Kota Bekasi,” ungkapnya.
Bahkan tambah Indah, terakhir terungkap diduga pelaku AT juga melakukan perdagangan manusia dibawah umur lewat aplikasi sosial media.
“Sampai saat ini kasusnya sudah masuk ke Polres Metro Bekasi Kota yang dilaporkan langsung oleh kedua orang tua korban,” jelasnya.
Oleh karena itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri Universitas Mitra Karya, STIE Tribuana dan STIT Marhalah AL’Ulya membawa beberapa tuntutan sebagai berikut:
1.Mendorong Polres Kota Bekasi untuk segera menangani kasus tersebut sesuai jalur hukum tanpa intervensi manapun.
2.Mendorong Polres Kota Bekasi bersinergi dengan DPPPA dan KPAD Kota Bekasi untuk membuat wadah trauma healing untuk para korban.
3.Meminta kepada Polres Kota Bekasi untuk menangani kasus hingga tuntas tanpa tebang pilih. (Edo)