BERITA JAKARTA – Video di tiktok dimana Alvin Lim menegur dan meminta surat tugas Brimob yang menjaga Kantor Swasta Intercon GBI CK-7, viral dengan lebih dari 2.3 juta penonton Tiktok.
7000 lebih komentar masyarakat menghujat Polri yang menjadi satpam atau suruhan orang kaya. Kapolri diminta untuk meluruskan hal tersebut karena merusak reputasi Polri.
Alvin Lim menghimbau agar Polri tidak mencari uang receh menjaga kantor swasta, apalagi kantor terduga penipu investasi bodong bermoduskan Pendeta yang dilakukan JJ Simkoputera, pendeta GBI CK-7.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Polri layaknya bela masyarakat apalagi yang ditipu oknum Pendeta GBI CK-7, bukan malah menjaga kantor penjahat dan di kasih makan penjahat,” sindir Alvin, Jumat (19/7/2024).
“Harap Polri introspeksi dan berubah jika tidak mau institusi Polri makin rusak,” tambah Alvin kecewa.
GBI CK-7 sedikitnya terjerat 3 masalah, pertama, pidana Perbankan yang diduga dilakukan oleh JJ Simkoputera dengan kerugian Rp53 miliar dengan modus obligasi fiktif.
Kedua adalah Gereja GBI CK-7 dengan terduga Janto Simkoputera sebagai pengurus dengan pidana Yayasan dimana menyelewengkan dana Yayasan GBI CK-7 berkolaborasi dengan Koperasi Fiktif KSP Indosurya.
“Kerugian kurang lebih Rp100 miliar. Dan yang ketiga adanya dugaan penggelapan pajak dimana pengurus Yayasan GBI CK7 menipu pajak negara,” ungkap Alvin.
Alvin mengatakan sudah mendapatkan surat kuasa untuk menjalankan pidana Yayasan dan akan segera mengajukan langkah hukum terhadap GBI CK-7.
“Sudah beberapa jema’at dan anggota GBI CK-7 memberikan surat kuasa. Mereka meminta Gereja transparan dan terbuka tentang keuangan,” ujar Alvin.
Jika GBI CK-7 benar dan ngak ada penyelewengan dana, kenapa harus takut buka pembukuan mereka ke masyarakat sesuai UU Yayasan. Simple toh. Ngak usah berdebat.
“Hak jema’at dan anggota melihat Laporan Keuangan Gereja yang sudah bertahun-tahun ditutupi Pendeta senior tersebut,” pungkas Alvin.
Salah satu anggota jema’at, Y kecewa menjadi jema’at dan anggota GBI CK-7, selain keuangan yang tidak transparan, Gereja juga mempermalukan jema’atnya yang tidak membayar perpuluhan dengan menulis di depan papan.
“Prioritas utama GBI CK-7 adalah uang. Banyak jema’at miskin dan sakit tidak dibantu oleh Gereja. Saya mau GBI CK-7 beri laporan keuangan keseluruh jema’at dan pekerja agar semua paham kemana uang itu dialirkan,” pungkasnya. (Sofyan)