BERITA BEKASI – Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bekasi menceritakan keluh kesahnya dengan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) dimana tempatnya bekerja yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat.
Keluh kesah itu, lantaran banyak pengurangan dan pemotongan hingga peniadaan penghasilan pendapatan yang biasa didapat kini tak lagi diterima setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Hidup sekarang susah banget, ngarepin insentif yang menjadi hak aja ngak ada yang mikirin,” keluh salah satu ASN dilingkungan Pemkot Bekasi kepada Matafakta.com, Jumat (21/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Sri nama samaran, sebelumnya dirinya bekerja hingga lembur diluar jam kerja selalu mendapatkan insentif yang sudah dianggarkan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tempatnya bertugas sebagai staf administrasi keuangan.
Namun kini, Sri harus menelan kepahitannya lantaran insentif yang biasa dia dapat dari lemburan tak lagi dia terima atau dihilangkan, sehingga kebutuhan pokok sehari-hari pun sulit untuk dipenuhi.
“Sama, PNS juga, kalau dulu lembur dibayar, ada pagunya, lah sekarang boro-boro. Alasannya katanya loyalitas,” tutur Sri.
Dulu, sambung Sri, setiap kegiatan ada pencairan kita yang dibawah selalu kebagian dan sekarang alibinya katanya gratifikasi.
Dikatakan Sri, penghapusan dana insentif yang biasa didapatnya itu sudah berlangsung sejak keungan Pemerintah Kota Bekasi mengalami defisit anggaran, sehingga untuk efisiensi anggaran insentif lemburan ASN ditiadakan.
“Selain anggaran yang defisit, alibinya bahwa lemburan itu bukan skala prioritas. Padahal, ngerjain laporan keuangan selalu lembur. Intinya sekarang insentif lembur tidak di prioritaskan,” tambahnya.
“Ya, sekarang intinya paitlah pokoknya, karena aturan dari Pusat juga yang bikin aturan mungkin saya ngak tahu,” cetus Sri menambahkan.
Sementara itu, pegawai Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di salah satu OPD juga mengeluhkan persoalan yang sama tentang penghasilan gajinya yang akan dipotong cukup besar. Bahkan, Lina nama samaran berkeinginan ingin menjual ginjalnya.
“Pusing bang, gaji yang ada aja udah ngak nutup sekarang dapat kabar kalau gaji nantinya akan ada pengurangan atau pemotongan yang dilakukan Plt. Walikota Bekasi, Tri Adhianto,” ungkapnya.
Makanya, tambah Lina, dirinya sempat kepikiran mau nekat menjual ginjalnya, karena sudah kebingungan lantaran faktor ekonomi yang dialaminya sedang dalam masalah besar ditambahlagi kabar pemotongan gaji.
“Udah ada edaran, gaji bakal turun, parah pangkasnya sampai Rp2 jutaan, padahal kita kerja juga yang paling terdepan,” pungkasnya. (Dhendi)