BERITA JAKARTA – Dalam sistem presidensial kedudukan Presiden kuat, namun tidak ada artinya jika kepemimpinannya lemah. Hal itu, dikatakan Koordinator Aktivis SIAGA 98, Hasanuddin.
Sehingga, kata Hasanudin, sistem presidential ini sangat strategis bagi Presiden membawa Bangsa Indonesia agar maju dan bersaing dengan negara-negara lain.
“Dan, Presiden Jokowi telah meletakkan dasar kepemimpinan yang kuat dalam sistem presidential,” terang Hasanuddin dalam keterangan persnya, Minggu (9/7/2023) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak bisa di dikte oleh partai dan kekuatan manapun. Ia bersandar pada kehendak umum, yaitu Rakyat Indoensia. Sebab, Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung melalui Pemilu.
“Siapapun kelak memimpin bangsa Indonesia ini ke depan, harus mencontoh kepemimpinan kuat dari sosok seorang Jokowi,” imbuhnya.
Dan sebab itu, lanjut Hasanuddin, agar Indonesia maju kedepan, maka calon Presiden nanti haruslah memiliki kepemimpinan yang kuat dan memiliki karakter.
“Sejatinya, kita juga memiliki karakteritik kepemimpinan seperti ini, yaitu Megawati Soekarnoputri, sayang beliau tidak maju lagi, dan memilih sebagai negarawan,” kata Hasanuddin.
Jadi, tambah Hasanuddin, bukan partai politik yang kuat. Sistem presidensial ini, memberikan peluang bagi partai politik yang kuat berada di parlemen.
“Agar wakil rakyat tersebut bersikap kritis terhadap Pemerintah untuk check and balances terhadap kekuasaan,” pungkasnya. (Sofyan)