BERITA BEKASI – Terkait permasalahan sampah yang semakin kritis dan menjadi permaslahan dunia, khususnya diwilayah Kabupaten Bekasi salah satu daerah padat penduduknya sekitar 3 juta jiwa lebih penghuni yang tinggal di Kabupaten Bekasi.
Hal tersebut tentunya sangat berdampak dengan volume sampah yang menumpuk, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi harus memiliki inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan untuk mengantisipasi dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin hari semakin kronis.
Salah satu Tokoh Pemuda Utara Bekasi, Don Ali yang tinggal di Tambun Utara menyampaikan pendapat dan pemikirannya dalam program pengolahan sampah. Sebab saat ini Bekasi dikategorikan wilayah darurat sampah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, program pengolahan sampah atau sasaran yang perlu diperhatikan dari peran serta masyarakat untuk menumbuhkan, mengembangkan dan membina secara terarah yakni diperlukan program yang dilaksanakan secara konsisten, menyeluruh dan mendasar.
“Penyebar luasan ilmu pengetahuan, penggalian kesadaran, peneguhan sikap dan pembentukan perilaku yang baik pada masyarakat. Produk hasil pelaksanaan program diharapkan dapat membentuk perilaku masyarakat,” terangnya, Sabtu (29/4/2023).
Tujuannya, agar masyarakat memahami dan mengerti masalah seputar kebersihan lingkungan masyarakat bisa aktif berpartisipasi dalam mewujudkan kebersihan lingkungan bersama masyarakat mau mengikuti prosedur atau tata cara pemeliharaan dan perawatan kebersihan masyarakat.
“Bersedia mengeluarkan biaya untuk pengelolaan sampah masyarakat turut aktif menularkan kebiasaan hidup yang bersih pada anggota masyarakat lainnya secara aktif memberikan masukan atau saran-saran yang membangun seputar program pengelolaan sampah oleh Pemerintah,” tegasnya.
Setrategi meningkatkan peran masyarakat dalam bidang kebersihan lingkungan dapat diterapkan melalui pendekatan secara edukatif dengan strategi 2 tahap, yaitu pengembangan petugas pendamping dan pengembangan masyarakat.
Pengembangan petugas dapat dilaksanakan dengan cara menemukan pola komunikasi yang tepat. Kemudian cara komunikasi tersebut dipertahankan seiring dengan berjalannya program kelingkungan yang ada.
“Seringkali program tidak berjalan dengan baik dikarenakan ada miss komunikasi ditingkat awal, yaitu di tingkat petugas pendamping,” tuturnya.
Kedua tahap pengembangan masyarakat dalam mengolah sampah merupakan hal yang tersulit untuk dilakukan. Apalagi bila tipe masyarakat yang ada adalah tipikal masyarakat tradisional yang perlu diberikan pengertian secara berulang-ulang untuk kemudian bisa mengerti. Maka pndampingan yang terus menerus perlu dilakukan.
“Dan mengenai program pengelolaan sampah yang melibatkan masyarakat di dalamnya. Memang sejatinya kendala selalu ada dalam setiap program, namun bila diatasi dengan baik, maka akan menjadi baik dan bermanfaat,” pungkas Don Ali yang juga sebagai kader Pemuda Pancasila Kabupaten Bekasi. (Hasrul)