BERITA JAKARTA – Puluhan orang yang mengatasnamakan Parlemen Mahasiswa Anti Korupsi (PARMASI) menggelar aksi damai menuntut KPK RI dan Mabes Polri mengusut tuntas kasus dugaan korupsi yang dilakukan Bupati Meranti, Muhammad Adil serta kegaduhan yang dibuat dengan mengatakan Kementrian Keuangan (Kemenkeu) RI berisikan setan dan iblis, Senin (6/2/2023).
Aksi ini merupakan yang pertama karena melihat ada indikasi dan dugaan korupsi yang terjadi dilakukan Bupati Meranti Muhammad Adil yaitu dugaan mark-up ganti rugi lahan untuk Jalan Poros Kantor Bupati Kepulauan Meranti yang baru.
Selain itu, dugaan korupsi pengadaan umroh melalui Silpa 2022 dan biaya kesra mahasiswa gratis serta beasiswa 2022 dan dugaan korupsi dana Hibah dan Bansos pada Yayasan Bangun Negeri Kepulauan Meranti serta Pengelola STKIP Kusuma Negara 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Korupsi merupakan kejahatan yang tidak bisa ditoleransi karena korupsi merugikan khalayak banyak terutama masyarakat Indonesia.
“Korupsi ditinjau dari segi historis terdapat banyak kemiripan dalam pelaksanaannya. Salah satu yang patut diduga adalah korupsi yang dilakukan Bupati Meranti,” ujar Rifaldo selaku Koordinator Lapangan aksi.
Sejauh ini, lanjut Rifaldo, kami telah melihat banyak kasus yang mampu diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kami, PARMASI atau saya berharap ada titik terang dari dugaan kasus korupsi ini,” ujarnya.
Setelah dari KPK RI, PARMASI bergerak menuju Mabes Polri untuk melakukan aksi terkait video yang membuat gaduh masyarakat dengan mengatakan Kemenkeu iblis dan setan.
Tindakan tersebut patutnya tidak dilakukan karena tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. Harusnya sebagai pemimpin dapat mencerminkan attitude yang baik sebagai contoh untuk masyarakatnya.
“Kami, PARMASI akan datang dengan masa yang lebih besar apabila tidak ada kejelasan dan tindak tegas pengusutan kasus ini,” pungkasnya. (Edo)