BERITA BEKASI – Suasana duka tengah menyelimuti salah satu warga Desa Telaga Murni, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Prosesi pemakaman, diringi dengan tradisi nyawer atau melempar uang selawat setelah jenazah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Telaga Murni, Kabupaten Bekasi.
Namun kali ini, prosesi atau tradisi berebut uang sawer yang menjadi rejeki anak-anak itu berujung pelaporan ke kantor polisi dan kantor Desa setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Anak saya di cekek, ditonjok terus dirampas duitnya sama anak dari sana,” kata Darsa orang tua Desta saat ditemui Matafakta.com, Rabu (23/6/2021).
Diceritakan Darsa, setelah Bibi dikebumikan dilempar uang selawat ke anak–anak yang kemudian jadi rebutan. Namun, dalam rebutan itu, anaknya jadi korban kekerasan.
“Didepan saya bang, saya sebagai orang tua replek menampar anak dari sebelah sana, karena melihat anak saya diperlakukan seperti itu,” paparnya.
Dari kejadian itu, lanjut Darsa, mungkin anak yang ditamparnya mengadu ke orang tuanya. Selang beberapa lama, polisi bersama orang tua anak itu datang kerumah, karena tidak menerima.
“Saya kaget, sempet ramai juga waktu kedatengan polisi, saya kira ada apa ngak tahunya buntut dari kejadian tadi dimakam,” tuturnya.
Karena dirumah, lanjut Darsa, tidak selesai dia bersama mertua dan mamangnya dibawa ke kantor Desa. Waktu berangkat, mertuanya sempet menghubungi Polsek Cikarang Barat.
Dikantor Desa, tambah Darsa, menceritakan kejadian berebut uang sawer dimakam. Sebagai orang tua, dirinya tetap membela anaknya dalam kejadian di TPU Telaga Murni.
“Dikantor Desa saya tetep bela anak saya, karena tahu kejadiannya. Akirnya, kedua belah pihak tidak diperpanjang dan saling damai,” pungkasnya. (Usan)