BERITA BEKASI – Dinamika politik diinternal DPD Partai Golkar Kota Bekasi, semakin terlihat jelas saat kedatangan Plt Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bekasi. Hal itu, dikatakan salah satu kader setia Partai Golkar Kota Bekasi, Syafrudin.
“Terbuktikan, dengan posisinya sebagai Plt Sekretaris DPD menjadi Ketua OC untuk rencana Musda ke-V DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang akan datang,” sindir Syafrudin kepada Matafakta.com, Selasa (25/5/2021).
Suatu ironi politik, sambung Syafrudin, tatkala terjadi benturan kepentingan yang tak terkelola secara baik yang pada akhirnya kemungkinan besar akan berdampak buruk bagi partai politik. Dalam hal ini, Partai Golkar di Kota Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perbedaan berpikir dan bersikap dalam partai politik, harusnya disikapi dengan bijak, yaitu bagaimana kelola perbedaan itu,” jelasnya menanggapi hasil pembentukan kepanitiaan Musda ke-V DPD Partai Golkar Kota Bekasi yang berlangsung di Bandung, Senin (24/5/2021) kemarin.
Dikatakan Syafrudin, munculnya Plt Ketua dan Plt Sekretaris ditubuh DPD Partai Golkar Kota Bekasi, seakan-akan menenggelamkan kepengurusan lama yang belum demisioner dalam Musda yang akan dan baru mau diselenggarakan.
“Kerja Plt DPD Partai Golkar Kota Bekasi, tidak menggunakan kacamata kuda dan etika politik yang baik dari Plt, terutama Plt Sekretarisnya terhadap para senior Partai Golkar Kota Bekasi seperti Bapak Rahmat Effendi,” ungkapnya.
Syafrudin menyatakan, Rahmat Effendi yang menjabat sebagai Walikota Bekasi dua periode adalah tokoh senior Partai Golkar Kota Bekasi dan masih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, karena demisioner itu dinyatakan sah apabila dilakukan dalam pelaksanaan Musda.
“Sangat terlihat jelas permainan dari seorang Plt Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bekasi untuk mengawal kepentingan satu kelompok,” sindirnya lagi.
Dengan dijadikannya, Plt Sekretaris menjadi Ketua OC di Musda ke-V, pasti sangat besar manfaat yang akan diperolehnya dengan bersikap tidak mengelola perbedaan yang terjadi di DPD Partai Golkar Kota Bekasi.
“Sikap seperti itu, jelas menjadi contoh yang tidak baik bagi para kader Partai Golkar, terutama Partai Golkar di Kota Bekasi,” imbuhnya.
Ditambahkan Syafrudin, seorang Ade Puspitasari yang dianggap kompetitor, seharusnya menjadi pengayaan dalam dinamika Musda ke-V Partai Golkar Kota Bekasi, bukan dengan cara-cara sepihak dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan Musda.
“Gelagat takut kalah bagi orang yang akan didukung oleh kelompok yang kini merasa kuat memegang kendali di Panitia rencana Musda ke-V DPD Partai Golkar Kota Bekasi,” pungkasnya. (Hasrul/Indra)